Jokowi Nilai Konflik Rusia-Ukraina Makin Rumit, Potensi Krisis Global

ANTARA FOTO/BPMI-Laily Rachev/rwa.
Presiden Joko Widodo (kiri) berjabat tangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) usai menyampaikan pernyataan bersama di Istana Kremlin, Moskow, Rusia, Kamis (30/6/2022).
Penulis: Rizky Alika
Editor: Yuliawati
29/9/2022, 19.16 WIB

Tak hanya itu, krisis finansial di Inggris juga berdampak pada nilai tukar di seluruh negara. Nilai tukar rupiah juga tidak luput dari depresiasi terhadap dolar Amerika Serikat.

Jokowi memperkirakan, tahun depan situasi global akan gelap. "Kita tidak tahu badai besarnya seperti apa, sekuat apa," ujar dia.

Dengan kondisi tersebut, inflasi telah melonjak di berbagai negara. Untuk itu, Kepala Negara meminta pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga kementerian/lembaga untuk bekerja sama mengatasi inflasi.

"Kalau Covid-19 bisa bersama-sama urusan inflasi ini kita harus bersama-sama," katanya.

Sebelumnya, Uni Eropa mengusulkan sanksi putaran kedelapan terhadap Rusia. Hukuman terbaru diberikan usai Rusia mencaplok empat wilayah Ukraina dalam sebuah referendum.

Hukuman terbaru akan berisi pembatasan perdagangan yang lebih ketat, pemberlakuan batas harga minyak bagi negara ketiga, dan lebih banyak daftar hitam bagi individu tertentu.

"Kami tidak menerima referendum palsu atau aneksasi dan kami bertekad membuat Kremlin membayar atas eskalasi ini," kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada Rabu (28/9) dikutip dari Reuters.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika