Gerhana bulan total akan terjadi pada 8 November 2022 saat menjelang malam. Fenomena alam ini dapat disaksikan di beberapa wilayah di Indonesia. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menjelaskan bahwa gerhana bulan total akan berlangsung selama 1 jam 24 menit 58 detik.
Puncak gerhana bulan total dapat diamati dari seluruh wilayah Indonesia kecuali Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Bengkulu. Setelah itu, gerhana bulan total selanjutnya akan terjadi pada 14 Maret 2025.
Jadwal Gerhana Bulan Total 8 November 2022 di Indonesia
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) merilis jadwal gerhana bulan total di Indonesia pada 8 November 2022 sebagai berikut:
- Fase awal penumbra terjadi pada pukul 15.02.17 WIB / 16.02.17 WITA / 17.02.17 WIT. Fase ini tidak dapat diamati di seluruh Indonesia
- Fase awal sebagian terjadi pada pukul 16.09.12 WIB / 17.09.12 WITA / 18.09.12 WIT. Dapat diamati di wilayah Papua, Papua Barat, Pulau Seram, Pulau Halmahera, Kepulauan Aru, Kepulauan Kai, dan Kepulauan Tanimbar.
- Fase awal total terjadi pukul 17.16.39 WIB / 18.16.39 WITA / 19.16.39 WIT. Dapat diamati di wilayah Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kapuas Hulu.
- Puncak gerhana bulan total terjadi pukul 18.00.22 WIB / 19.00.22 WITA / 20.00.22 WIT. Gerhana bulan total dapat diamati di seluruh Indonesia kecuali Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Bengkulu.
Penjelasan Gerhana Bulan Total yang Dijuluki Blood Moon
Melansir NASA, gerhana bulan total terjadi ketika matahari, bumi, dan bulan sejajar sehingga bulan melewati bayangan bumi. Dalam gerhana bulan total, seluruh bagian bulan berada di bagian tergelap bayangan bumi yang disebut umbra.
Saat bulan berada di dalam umbra, ia akan berubah warna menjadi kemerahan. Gerhana bulan yang tampak merah ini sering dijuluki “Blood Moon” atau “Bulan Berdarah”. Ini terjadi karena efek Rayleigh Scattering atau Hamburan Rayleigh.
Efek tersebut muncul saat cahaya bergerak dalam gelombang. Warna cahaya yang berbeda memiliki sifat fisik yang berbeda. Cahaya biru memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dan lebih mudah dihamburkan oleh partikel di atmosfer bumi daripada cahaya merah yang memiliki gelombang lebih panjang.
Selama gerhana bulan total, bulan berubah menjadi merah karena sinar matahari menjadi cahaya satu-satunya yang mencapai bulan sambil melewati atmosfer bumi. Semakin banyak debu atau awan di atmosfer Bumi selama gerhana, semakin merah warna bulan.
Apakah Gerhana Bulan Total Berbahaya?
Gerhana bulan total tidak berbahaya. Menurut NASA, semua fase gerhana bulan aman untuk dilihat, baik dengan mata telanjang maupun melalui teleskop tanpa filter. Mengamati gerhana bulan total tidak berbeda dengan melihat bulan seperti biasanya.
Tidak diperlukan pelindung mata khusus untuk melihat gerhana bulan, tidak seperti gerhana matahari yang terjadi pada siang hari. Teropong atau teleskop dapat digunakan untuk memperjelas tampilan dan warna merah gerhana bulan total. Lingkungan gelap yang jauh dari cahaya terang membuat fenomena ini tampak lebih jernih.
Jenis-jenis Gerhana Bulan
Mengutip Space.com, berdasarkan letak matahari, bumi dan bulan yang sejajar, ada tiga jenis gerhana bulan, yaitu:
- Gerhana bulan total: Bayangan bumi menutupi seluruh permukaan bulan.
- Gerhana bulan sebagian: Selama gerhana bulan sebagian, hanya sebagian bulan yang memasuki bayangan Bumi. Bayangan bumi akan tampak gelap pada sisi bulan yang menghadap bumi.
- Gerhana bulan penumbra: Bagian luar bayangan bumi yang samar terpancar di permukaan bulan.
Berapa Kali Gerhana Bulan Terjadi dalam Setahun?
Gerhana bulan adalah fenomena alam yang relatif umum terjadi. Sekitar tiga gerhana bulan terjadi setiap tahunnya, menurut Museum Sejarah Nasional. Sedangkan menurut NASA Marshall Space Flight Center, gerhana bulan total terjadi rata-rata sekali setiap 1,5 tahun.
Selama gerhana bulan total, Bulan dan Matahari berada di sisi yang berlawanan dari Bumi. Gerhana bulan hanya mungkin terjadi ketika orbit sejajar sehingga Bulan berada tepat di belakang Bumi relatif terhadap Matahari.
Gerhana bulan biasanya berlangsung beberapa jam dengan puncak gerhana berlangsung selama sekitar 30 menit hingga lebih dari satu jam. Gerhana bulan lebih mudah diamati daripada gerhana matahari karena dapat dilihat dengan mata telanjang.