Ikatan Apoteker Beri Tips Aman Konsumsi Obat Sirop

ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/hp.
Apoteker menunjukan obat sirop di salah satu apotek di Kudus, Jawa Tengah, Jumat (21/10/2022).
9/11/2022, 21.19 WIB

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menarik beberapa obat sirop karena tercemar bahan berbahaya. Ikatan Apoteker Indonesia atau IAI memberikan beberapa tips kepada orang tua yang tetap ingin memberikan obat tersebut kepada anaknya.

Mereka menyarankan agar orang tua tidak membeli obat sirop berbahan dasar air. Orang tua didorong untuk membeli obat sirop berbahan dasar puyer untuk sementara.

Wakil Ketua IAI Keri Lestari Dandan menjelaskan obat sirop berbahan dasar air umumnya menggunakan pencair obat atau solven untuk mencairkan zat aktif obat. Adapun, solvent yang digunakan umumnya Propilen Glikol (PG), Polietilen Glikol (PEG), Sorbitol, dan Gliserin/Gliserol.

"Misalnya, isi obat siropnya adalah Ibuprofen atau Paracetamol. Itu ada potensi berbahaya karena Paracetamol tidak larut dalam air," kata Keri dalam konferensi pers virtual, Rabu (9/11).

Sebagai informasi, Kemenkes telah menetapkan PG, PEG, Sorbitol, dan Gliserin/Gliserol sebagai pelarut yang berbahaya sementara ini. Adapun, keempat pelarut tersebut diduga memiliki kadar Etilen Glikol dan Dietilen Glikol di atas ambang batas yang diduga penyebab gagal ginjal akut.

Namun, Keri mengatakan obat sirop dengan bahan dasar selain air masih aman dikonsumsi. Keri mencontohkan vitamin sirop Omega 3 yang menggunakan minyak sebagai zat pencair obat.

Di sisi lain, Keri menilai konsumsi puyer untuk anak cenderung tidak efektif lantaran rasa puyer yang umumnya pahit. Alhasil, sebagian puyer tidak masuk ke dalam tubuh karena dimuntahkan atau tidak diminum anak.

Oleh karena itu, Keri menyarankan orang tua untuk menggunakan sendok besar dan memasukkan sirop atau madu saat memberikan puyer ke anak. Hal tersebut dinilai penting agar seluruh puyer yang dikonsumsi anak sesuai dengan dosis.

"Itu bisa digunakan saat kondisi darurat sekarang. Pasalnya belum semua obat sirop berbahaya diumumkan," kata Keri.

Akan tetapi, Keri mengingatkan tidak semua obat dapat dicampurkan dengan sirop atau madu. Maka dari itu, ia mendorong orang tua untuk berkonsultasi lebih lanjut bagaimana cara memberikan puyer kepada anak.

Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI Piprim Basarah Yanuarso menyarankan orang tua untuk tidak langsung bergantung pada obat saat anak sakit. Piprim menilai penggunaan obat hanya menjadi jalan terakhir, khususnya pada anak di bawah 5 tahun.

Piprim mendorong orang tua untuk melakukan pertolongan pertama pada anak yang demam, seperti mengompres dengan kain hangat atau merendam di air hangat. Jika suhu anak terus naik atau mencapai 39,5 derajat celcius, Piprim meminta orang tua langsung melarikan anak ke rumah sakit.

"Demam itu situasi yang kondusif untuk penghancuran virus atau bakteri, jadi tidak perlu kita hambat buru-buru dengan obat," kata Piprim.

Reporter: Andi M. Arief