G20 Diklaim Capai Hasil Konkret Meski Tanpa Komunike, Ini Alasannya
Pertemuan tingkat menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 dua kali gagal menyusun Komunike, dokumen berisi kesepakatan bersama untuk semua isu yang dibahas. Meski demikian, banyak masalah global yang sudah berhasil memperoleh kesepakatan dan langkah konkret selama Presidensi G20 Indonesia.
Deputi Jalur Keuangan G20 yang juga Direktur Eksekutif Bank Dunia untuk ASEAN Wempi Saputra mengatakan Komunike merupakan hasil kesepakatan bersama para menteri untuk berbagai masalah yang dibahas. Dokumen ini pada dasarnya hanya bersifat referensi tetapi cukup berpengaruh karena bisa menggerakkan sumber daya global.
Selama dua pertemuan jalur keuangan menjelang KTT G20, forum gagal mencapai Komunike. Wempi menyebut penyebab utamanya karena perang antara Rusia dan Ukraina.
"Pembahasan utama G20 yang berkaitan dengan dampak dari perang terhadap ekonomi global, termasuk siapa yang bertanggungjawab, tidak pernah mencapai konsensus," kata Wempi dalam wawancara khusus dengan Katadata.co.id, Minggu (13/11).
Sebagai gantinya, negara-negara G20 menghasilkan yang disebut Chair Summary. Dalam dokumen tersebut dipisahkan poin-poin mana saja yang tidak mencapai kesepakatan dan bagian-bagian mana yang berhasil mencapai konsensus.
Dalam chair summary Jalur Keuangan keempat bulan lalu, terdapat dua paragraf yang masih buntu. Sementara itu, 13 paragraf sudah berupa hasil kesepakatan.
Di balik gagalnya penyusunan komunike, Wempi menyebut hal yang lebih penting sebetulnya berupa langkah nyata yang berhasil disepakati. Pasalnya, komunitas global sebetulnya lebih menunggu aksi yang bisa diberikan grup alih-alih mempersoalkan ada tidaknya dokumen Komunike.
Wempi mengatakan, salah satu langkah nyata yang sudah dihasilkan berasal dari pembahasan kesehatan. Negara-negara berhasil menghasilkan langkah konkret dengan membentuk Dana Pandemi.
Negara-negara dunia mengumpulkan dana untuk mempersiapkan risiko jika terjadi pandemi berikutnya. Sampai saat ini, sudah ada sekitar 20 negara berjanji menyumbangkan dana yang totalnya US$ 1,4 miliar atau lebih dari Rp 21 triliun.
Dari sisi digitalisasi, negara-negara G20 juga mencapai kerja sama secara global untuk mendukung pembangunan lebih lanjut untuk infrastruktur digital.
"Untuk masalah ekonomi global, mereka mencari cara untuk menyelesaikan masalah global ini," kata Wempi.
Menurut Wempi, absennya komunike dalam dua pertemuan jalur keuangan tentu sedikit banyak akan berimplikasi terhadap hasil yang akan dicapai dalam pertemuan para pemimpin negara awal pekan depan. Wempi mengatakan, para pemimpin G20 harus menghasilkan pernyataan dan komitmen nyata sebelum meninggalkan Bali.
"Itu mau pake bahasanya apapun terserah, leaders declaration, leaders statement atau leaders summary. Tidak ada dokumen juga tidak apa-apa, tapi masalah global ini harus jadi aksi nyata bersama, karena kalau tidak maka berpengaruh ke reputasi G20," kata Wempi.
Dalam rangka mendukung kampanye penyelenggaraan G20 di Indonesia, Katadata menyajikan beragam konten informatif terkait berbagai aktivitas dan agenda G20 hingga berpuncak pada KTT G20 November 2022 nanti. Simak rangkaian lengkapnya di sini.