Minat investor terhadap lelang Surat Utang negara (SUN) mulai meningkat di tengah sentimen kenaikan suku bunga bank sentral AS, The Fed masih bertahan di pasar. Hal ini tercermin dari nominal incoming bids alias penawaran yang masuk pada lelang SUN kedua bulan ini.
Direktur SUN Direktorat Jenderal Pengelolaan pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan dalam keterangan tertulis mengatakan jumlah penawaran SUN yang masuk mencapai Rp 30,32 triliun. Jumlah ini meningkat dibandingkan lelang sebelumnya Rp 23 triliun.
"Investor optimis kondisi pasar akan membaik seiring dengan ekspektasi berkurangnya sikap hawkish The Fed pasca penurunan tingkat inflasi di AS, dan kenaikan suku bunga BI yang telah diantisipasi pasar," kata Deni seperti dikutip Rabu (23/11).
Menurut Deni, optimisme investor juga ditopang oleh data domestik yang positif. Data neraca perdagangan Indonesia menunjukkan kenaikan surplus pada bulan Oktober menjadi US$ 5,67 miliar, dari bulan sebelumnya US$ 4,99 miliar.
Minat asing juga terpantau meningkat. Hal ini tercermin dari penawaran yang masuk pada lelang kemarin mencapai Rp 6,4 triliun, naik 77% dibandingkan lelang sebelumnya. Mayoritas dari mereka berminat membeli SUN tenor 11 dan 21 tahun, dengan total penawaran mencapai 66 dari total penawaran asing yang masuk.
Deni mengatakan, selain karena minat investor yang meningkat, kenaikan pada nomina penawaran lelang juga karena jumlah seri SUN yang dilepas pemerintah lebih banyak dibandingkan lelang sebelumnya. Pada lelang kemarin, pemerintah melepas delapan seri SUN, terdiri atas dua seri surat perbendaharaan negara (SPN) yang bertenor pendek, satu seri fixed rate (FR) SDG dan lima seri FR. Sedangkan pada lelang sebelumnya pemerintah hanya melelang tujuh seri, yakhni dua SPN dan lima FR.
Seri SUN tenor enam dan 11 tahun mendominasi permintaan investor pada lelang kemarin. Jumlah penawaran yang masuk sebesar 62,91% dari total permintaan pada lelang kemarin. Minat terbesar pada tenor 11 tahun yaitu dengan penawaran yang masuk mencapai Rp 10,25 triliun atau sepertiga dari total.
"Cost of fund untuk Pemerintah turun dibanding lelang sebelumnya, tercermin pada rata-rata yield tertimbang (WAY) Obligasi Negara yang dimenangkan turun sebesar 15-39 bps dibandingkan WAY Obligasi Negara pada lelang sebelumnya. Penurunan terbesar pada SUN tenor 11 tahun sebesar 39 bps," kata Deni.
Dari total penawaran yang masuk pada lelang, pemerintah memutuskan untuk memenangkan separuhnya atau sebesar Rp 15,2 triliun. Jumlah ini naik dibandingkan jumlah penawaran yang dimenangkan pada lelang sebelumnya Rp 10 triliun.
Keputusan tersebut sudah mempertimbangkan outlook turunnya kebutuhan pembiayaan APBN tahun 2022 melalui penerbitan SBN dan dinamika kondisi pasar keuangan terkini. Adapun pemerintah masih akan menggelar lelang SUN selanjutnya pada 6 Desember 2022. Ini akan menjadi lelang SBN terakhir tahun ini.