Tunggu Aba-Aba Kemenkes, Bio Farma Siap Bila Vaksin Booster Diwajibkan

ANTARA FOTO/Novrian Arbi/foc.
Peneliti melakukan riset medis di Laboratorium Central Universitas Padjajaran, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Senin (19/9/2022).
Penulis: Andi M. Arief
24/11/2022, 16.14 WIB

PT Bio Farma sedang menunggu aba-aba Kementerian Kesehatan atau Kemenkes untuk mewajibkan vaksinasi booster Covid-19 pada 2023. Direktur Keuangan Bio Farma I.G.N Suharta Wijaya mengatakan Bio Farma akan mulai menjual IndoVac pada tahun depan. 

"Harapannya vaksin booster menjadi kewajiban seperti vaksin penuh, tapi belum ada. Kami masih menunggu Peraturan Menteri Kesehatannya dulu, kami menunggu itu saja," kata Suharta kepada Katadata.co.id, Kamis (24/11).

Menurut Suharta salah satu skema penjualan yang sedang Suharta kejar adalah kontrak pemerintah dari Kementerian Kesehatan. Ia menduga sudah ada pembicaraan mengenai mewajibkan vaksinasi booster oleh pemerintah. Dugaan itu merujuk pada pemanggilan Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir oleh pemerintah belum lama ini. 

Lebih jauh Suharta mengatakan, dukungan dari Presiden Joko Widodo sudah terlihat dengan tuntasnya pemberian vaksin keempat atau boster kedua. Jokowi telah menggunakan vaksin penguat IndoVac dari Bio Farma. 

Pada 2023 mendatang, Suharta mengatakan perusahaan menargetkan penjualan IndoVac dapat mencapai 20 juta dosis pada 2023. Penjualan tersebut akan berdampak pada pendapatan Bio Farma pada akhir tahun. 

Selama Januari-September 2022, total pendapatan Bio Farma adalah Rp 8,06 triliun. Perusahaan menargetkan total pendapat bisa menyentuh Rp 10,78 triliun pada akhir tahun. 

Meski pendapatan tinggi, Suharta mengatakan laba Bio Farma pada akhir 2022 berada pada kisaran Rp 905 miliar. Hal tersebut disebabkan oleh beban pengembangan dan uji klinis Indovac.

Presiden Joko Widodo telah mendapatkan vaksinasi Covid-19 keempat atau booster penguat menggunakan IndoVac. Penyuntikan IndoVac tersebut dilakukan di Istana Bogor pada pagi hari ini sebelum melakukan kunjungan ke lokasi bencana Gempa Cianjur.

Berdasarkan catatan Katadata, vaksinasi Covid-19 dosis pertama telah mencapai 205 juta dosis, dosis kedua sejumlah 172 dosis, dan dosis ketiga atau booster baru 66 juta dosis. Sementara itu, vaksinasi booster penguat baru sekitar 730.000 dosis.

Adapun, Kementerian Kesehatan atau Kemenkes menargetkan vaksinasi dosis ketiga atau booster mencapai 234 juta dosis. Artinya, realisasi vaksinasi booster saat ini baru 28,2% dari target.

Reporter: Andi M. Arief