Begini Kesaksian Putri soal Perempuan Menangis di Rumah Bangka

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/rwa.
Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat, Putri Candrawathi mengikuti sidang lanjutan di PN Jakarta Selatan, Jakarta, Rabu (26/10/2022).
Penulis: Ade Rosman
12/12/2022, 13.58 WIB

Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, Putri Candrawathi bersikukuh membantah beberapa pertanyaan Hakim saat bersaksi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (12/12). Begitu pula saat Hakim Wahyu Iman Santoso mengkonfirmasi Putri soal perempuan menangis yang keluar dari rumah bangka. 

Pada sidang sebelumnya, Bharada Richard Eliezer atau Bharada E mengatakan sempat diajak putri berkeliling di daerah Kemang pada Juni 2022 sebulan sebelum pembunuhan Brigadir J. Menurut kesaksian Bharada E, setelah berkeliling Putri dan rombongan pergi ke rumah Bangka. 

Hakim Wahyu Iman Santoso yang memimpin jalannya sidang mulanya menanyakan apakah Putri pernah berkeliling sekitar daerah Kemang, Jakarta, dengan membawa senjata api bersama Yosua.

"Tidak pernah," kata Putri menjawab.

Hakim kemudian memastikan lagi, dengan memerintahkan agar putri mengingat terlebih dahulu peristiwa tersebut. Jawaban Putri masih sama, 'tidak tahu'.

"Saudara berkeliling di Kemang membawa senjata api bersama Yosua dan Richard untuk mencari seseorang, berputar-putar, akhirnya tidak sampai, kemudian saudara kembali ke jalan Bangka?," kata hakim bertanya lagi.

"Tidak pernah, Yang Mulia," kata Putri.

Hakim kemudian mengerucutkan pertanyaannya. Kemudian bertanya apakah Putri ke kediaman di Jalan Bangka pada Juni lalu.

"Bulan Juni? Tidak pernah Yang Mulia," kata Putri.

Hakim kemudian memastikan lagi pada Putri mengenai hal tersebut. 

"Saudara kan sering ke (rumah) Jalan Bangka?," kata hakim.

"Itu adalah rumah orang tua saya," kata Putri menjawab.

Mendengar jawaban Putri, hakim kemudian kembali menanyakan perihal Putri bersama Yosua serta Richard yang berkeliling di daerah Kemang, lalu menemui Ferdy Sambo di jalan Bangka.

"Tidak pernah, Yang Mulia," kata Putri lagi.

Setelah itu, hakim kemudian menanyakan perihal peristiwa yang sebelumnya diungkapkan Richard saat memberikan kesaksian. Hakim mengulang cerita Richard yang mengaku melihat perempuan menangis keluar dari rumah jalan Bangka.

"Tidak (tahu), Yang Mulia," kata Putri menjawab.

Bharada E Lihat Perempuan Menangis

Sebelumnya, rangkaian peristiwa yang ditanyakan pada Putri tersebut disampaikan oleh Richard saat dihadirkan sebagai saksi dalam sidang pada Rabu (30/11) lalu.

"Kita gak tahu ada kejadian apa di dalam rumah itu. Mungkin satu atau dua jam kemudian, ada orang keluar dari rumah, saya bilang Fon (Alfons) ada orang keluar itu. Ada perempuan, saya tidak kenal, nangis dia," kata Richard menggambarkan suasana pada saat itu.

Richard mengatakan, perempuan tersebut mencari supirnya, yang kemudian dipanggilkan oleh Richard.

"Perempuan itu bilang mencari driver-nya dia, cari mobil di mana, saya lari ke samping saya panggil driver-nya, kemudian bawa mobil Pajero Hitam kalau gak salah. Baru driver-nya datang, parkir mobil, perempuan itu naik, baru pulang," katanya. 

Selain itu, Richard mengatakan sejak kejadian tersebut Ferdy Sambo terlihat lebih sering di rumah jalan Saguling.

Richard menerangkan, mulanya, pada akhir Mei lalu, dirinya sempat piket bersama Yosua, dan berjaga di Saguling.

"Pada saat standby di Saguling itu ada kejadian Yang Mulia, tiba-tiba ibu turun, almarhum juga turun, bawa senjata langsung taruh di mobil," katanya.

Setelah itu, kata Richard, Putri memanggil dirinya, Yosua, dan Mathius, sebelum setelahnya pergi menggunakan mobil.

"Ibu PC panggil kita semua bertiga. Saya, almarhum dan bang Mathius. Abis itu dia bilang 'nanti dek Mathius kamu naik di mobil ibu ya', 'nanti dek Richard kamu di mobil sendiri ya di belakang'. Jadi kami jalan Yang Mulia, ke arah Kemang," katanya.

Setelah berputar-putar di sekitar daerah Kemang, ia mengatakan mereka kembali ke kediaman Bangka.

"Singgah di sana, saat mampir di kediaman Bangka, ibu turun, saya lihat ibu kondisi ibu marah, saya gak berani menanyakan," katanya.

Pada saat itu, Yosua memerintahkan untuk memarkirkan mobil ke belakang. Tak berselang lama, Sambo yang diantar oleh Saddam tiba, dengan kondisi marah ia masuk ke dalam rumah.

Setelah itu, dari keterangan Richard, Yosua mengabarkan padanya, bahwa akan ada Erben, rekan Sambo. Namun, pada saat itu, Richard tidak melihat kedatangan Erben masuk ke dalam rumah, karena posisinya yang sedang di belakang.

"Waktu sudah masuk semua, bang Yos bilang, tidak ada selain kami berdua (yos dan matheus) yang ada di dalam rumah, area kediaman Bangka. Semua nunggu di luar," katanya.

Richard, Alfons, serta Farhan menunggu di pintu depan. Sedangkan Romer, Sadam, dan Somad serta ART lainnya di pintu belakang.

Pada saat itulah, Richard mengaku melihat perempuan yang menangis tersebut. Meski demikian, ia mengatakan tidak mengetahui apakah perempuan. Tersebut datang bersama Erben atau tidak. 

Reporter: Ade Rosman