Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny K Harman menyatakan partainya membebaskan penentuan nama calon wakil presiden yang akan diusung saat pemilihan presiden 2024 pada mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Sikap yang sama juga disampaikan oleh dua partai pendukung Anies lainnya yaitu Partai Nasional Demokrat atau Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera.
"Parpol pendukung tidak akan menitipkan nama apalagi memaksakan capres Anies untuk pilih cawapres tertentu," kata Benny, Rabu (1/3).
Ia mengatakan, partai pengusung telah bersepakat menyerahkan keputusan terkait bakal cawapres pada Anies. Meski begitu, Partai Nasdem, Demokrat, dan PKS yang akan tergabung dalam Koalisi Perubahan turut menentukan beberapa kriteria calon pasangan Anies.
"Parpol-parpol hanya tentukan syaratnya yakni bisa kerja sama dengan capres, elektabilitas tinggi, dan memiliki komitmen kerakyatan tinggi," kata Benny.
Di sisi lain, Benny mengatakan sebagai bahan pertimbangan partai pendukung bisa saja mengajukan nama alternatif. Namun, penentuan nama cawapres tetap akan menjadi keputusan Anies Baswedan sebagai calon presiden.
Sebelumnya, usai mendapat dukungan PKS, Anies mengatakan akan melanjutkan pencarian sosok calon wakil presiden yang akan dipasangkan dengannya. Ia mengatakan pembicaraan cawapres terus dibicarakan dengan ketiga partai pendukung. Meski begitu, ia menyebut sebelum menentukan cawapres ia dan tim kecil masih konsolidasi ihwal nasih koalisi partai pendukung.
“Nanti sesudah koalisinya selesai kami akan bersama-sama membahas mengenai siapa pasangannya," kata Anies.
Nama Anies saat ini menjadi satu-satunya sosok yang telah mengantongi tiket intukanu dalam pilpres setelah mendapat dukungan Nasdem, PKS dan Demokrat. Dalam sejumlah survei Anies merupakan salah satu calon kuat yang menempati urutan tiga teratas.
Selain Anies calon lain yang muncul di sejumlah lembaga survei adalah Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Berbeda dengan Anies, Prabowo baru didukung secara resmi sebagai capres oleh Partai Gerindra.
Calon kuat lainnya yaitu Ganjar Pranowo baru mendapat dukungan resmi dari Partai Solidaritas Indonesia yang bukan merupakan Parlemen. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang merupakan partai asal Ganjar belum menentukan sikap siapa yang akan diusung dalam pilpres.