Penyakit jantung menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, baru terdapat 44 dari 514 kabupaten yang memiliki rumah sakit dengan prosedur pemasangan ring jantung.
"Saya sedih jadi Menkes, penyakit yang paling banyak adalah jantung, klaim BPJS tertinggi hingga Rp 12 triliun, tapi hanya 44 kabupaten dari 514 kabupaten yang bisa pasang ring," ujar Budi dalam Rakor BLU, Kamis (2/3).
Budi menjelaskan, masalah tak hanya ada pada ketersediaan alat, tetapi juga kurangnya dokter yang dapat melakukan prosedur tersebut. Pemasangan ring jantung harus dilakukan oleh dokter spesialis jantung ahli intervensi.
"Kalau untuk alat 514 kabupaten, mungkin dua tahun selesai. Tapi kami butuh dokter sekitar 400, sedangkan lulusannya hanya 24-30 orang per tahun," ujarnya.
Budi mengatakan, kekurangan dokter spesialis terjadi karena hanya 20 dari 92 perguruan tinggi yang memiliki prodi spesialis. "Kita merdeka 100 tahun, mungkin baru bisa pasang ring. Itu baru jantung, belum dengan stroke da lainnya," kata dia.
Masalah ini tak hanya terjadi pada penyakit jantung tetapi penyakit lainnya yang juga membutuhkan prosedur khusus. Kanker payudara yang menjadi penyebab kematian tertinggi peremian misalnya, membutuhkan dekeksi menggunakan mamografi. Nanun hingga kini, baru 200 dari 3.000 rumah sakit yang memiiki alat uji tersebut.
"Hanya 200 rumah sakit yang memiliki mamografi. Pasti banyak yang meninggal perempuan-perempuan." ujarnya.
Semua itu, menurut Budi, menunjukkan bahwa masih ada masalah besar dari sisi suplai layanan kesehatan di Indonesia.
"Selama ini, kita urus BPJS, asuransi, ribut skala nasional. Kita beresin demand side, tetapi ketika orang sudah bayar, tidak bisa ditangani. Problem kita ini ada di suplai," ujar dia.