Hasil survei Indikator Politik Indonesia per Maret 2023 masih menempatkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden dengan elektabilitas tertinggi. Menyusul nama lainnya seperti Prabowo Subianto dan Anies Baswedan di peringkat tiga teratas.
Dalam simulasi 34 nama semi terbuka terhadap calon presiden, Ganjar masih menjadi calon yang paling banyak dipilih, yakni 30,8%. Sedangkan Prabowo dan Anies, masing-masing memperoleh 21,7%. Adapun Ridwan Kamil mendapat 6,3%, dan calon-calon lainnya kurang dari 2%.
"Elektabilitas Ganjar cenderung stuck, Prabowo mulai naik lagi atau rebound, sedangkan Anies justru mengalami pelemahan usai mendapatkan dukungan partai," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam paparan survei, Minggu (26/3).
Indikator Politik Indonesia juga menilai akan sulit untuk menggeser tiga nama Capres 2024 tersebut. Hal itu karena, ketiganya memiliki tingkat kepopuleran atau dikenal besar oleh masyarakat, serta memiliki basis geografis yang besar.
Adapun nama Ganjar cukup dikenal di kalangan masyarakat Jawa Tengah, Jawa Timur dan sekitarnya. Sedangkan untuk Prabowo secara geografis dikenal cukup besar, sementara Anies dikenal di DKI Jakarta.
Berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia periode Februari 2023 hingga Maret 2023, tren elektabilitas Prabowo mengalami rebound atau peningkatan setelah sempat mengalami penurunan di awal 2023.
"Efek endorsment Jokowi cukup besar dan berefek, sedangkan ke Ganjar tidak terlalu," kata Burhanuddin.
Menurut survei, efek endorsement Jokowi mampu mendorong kenaikan elektabilitas 2% untuk Prabowo, di kalangan pemilih Jokowi 2019. Sedangkan di kalangan pemilih Prabowo di Pilpres 2019, tidak terlihat adanya efek jelas dari endorsement Jokowi.
Burhanuddin menyebutkan pemilih Prabowo 2019, sebagian besar sudah beralih ke Anies, bahkan sebelum Anies dideklarasikan Partai Nasdem sebagai Capres 2024, pada Oktober 2022 lalu.
Di sisi lain, Burhanuddin menyebutkan tengah terjadi ketidakpastian ditingkat elite maupun masa, terkait dominasi elektabilitas Capres 2024. Secara umum, dukungan terhadap capres cenderung tidak banyak mengalami perubahan berarti.
"Kalau engga ada mukjizat, sulit ada perubahan yang menggeser top three, karena sticky," ujarnya.
Sebagai informasi, survei Indikator politik periode Februari -Maret 2023 dilakukan sebanya dua kali. Survei pertama dilakukan pada periode 9-16 Februari 2023 terhadap 1.220 orang, kedua pada 12-18 Maret 2023 terhadap 800 orang.
Adapun proses survei dilakukan dengan wawancara langsung oleh pewawancara terlatih, dengan penentuan sample menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error sekitar 3,5% serta tingkat kepercayaan 95%.