Golkar Nilai PDIP Tak Tunjukkan Keseriusan Gabung Koalisi Besar

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/foc.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga HartartoÊ(kiri) dan Wakil Ketua Umum Bidang Penggalangan Pemilih Ridwan Kamil (kanan) menghadiri acara Kuliah Umum Partai Golkar di Golkar Institute, Jakarta, Senin (13/3/2023).
Penulis: Ade Rosman
18/4/2023, 06.20 WIB

Partai Golkar menilai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan belum memiliki keinginan serius untuk bergabung dalam koalisi besar untuk menghadapi pemilihan presiden 2024. Juru bicara Partai Golkar Tantowi Yahya mengatakan sejauh ini PDIP belum melakukan aksi konkrit untuk bergabung dalam koalisi yang terdiri dari partai pendukung Presiden Joko Widodo tersebut. 

"Sepertinya belum ada ya (kabar dari PDIP)," kata Tantowi saat dihubungi, Senin (17/4).

Tantowi mengatakan sejak adanya kesamaan lima ketua umum partai untuk membentuk koalisi besar, PDIP belum melakukan komunikasi politik. Lima partai yang telah menyatakan tergabung dalam koalisi besar adalah Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan  dan Partai Amanat Nasional yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu dan Partai Gerindra serta Partai Kebangkitan Bangsa yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Raya, 

Di sisi lain Tantowi mengatakan meski PDIP belum menyatakan bergabung namun Golkar terbuka untuk kehadiran anggota baru. Meski begitu ia menyebut partai manapun yang bergabung dalam koalisi besar harus memiliki pondasi dan semangat perjuangan yang sama, 

"Kami selalu mengatakan Koalisi besar yang digagas oleh Pak Airlangga Hartarto adalah rumah besar yang pintunya selalu terbuka bagi siapapun yang ingin masuk," kata Airlangga. 

Wacana koalisi besar muncul usai Presiden Joko Widodo bertemu dengan Golkar, Gerindra, PKB, PAN, dan PPP di kantor DPP PAN pada Minggu (2/4) lalu. Pada kesempatan tersebut, Jokowi mengungkapkan terdapat kecocokan bila para parpol itu bersatu.

“Saya hanya bilang cocok, terserah pada ketua umum partai atau gabungan ketua umum partai, untuk kebaikan negara, untuk kebaikan bangsa, untuk kebaikan rakyat, hal yang berkaitan bisa dimusyawarahkan akan lebih baik,” kata Jokowi. 

Capres Penentu Koalisi

Sementara itu Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa partainya tidak alergi membangun kerja sama politik menyambut pilpres 2024. Menurut Hasto PDIP siap membentuk poros dengan partai lain demi mengusung kandidat calon presiden dan calon wakil presiden.

"Semangat PDI Perjuangan dalam membangun kerja sama itu dengan gotong royong. Itu saripati Pancasila yang menjadi kultur bangsa," kata Hasto di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Jakarta, Sabtu (15/4) malam.

Menurut Hasto kerja sama dalam politik secara empiris diperlukan ketika mengingat peristiwa setelah Pilpres 2014. Ia menyebut saat Jokowi terpilih pada Pilpres 2014 hanya didukung partai yang memiliki kursi 20 persen di DPR. Hal itu menurut dia berdampak pada konsolidasi pemerintahan era Jokowi setelah Pilpres 2014 yang sedikit terhambat.

Hasto berharap, kerja sama politik menuju Pilpres 2024 yang dibangun PDI Perjuangan tidak bersifat pragmatis dan mengedepankan agenda pemerintahan selanjutnya. Namun menurut dia peluang koalisi baru benar-benar akan terbuka setelah partai mengumumkan sosok capres dan cawapres yang diusung pada pilpres 2024. 

Reporter: Ade Rosman