Presiden Joko Widodo menemui 16 orang delegasi dari pemerintah Korea Selatan hari ini, Senin (15/5). Tujuan utama pertemuan tersebut adalah peningkatan hubungan kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan.
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan salah satu agenda pertemuan tersebut adalah peningkatan kerja sama sektor pertanian. Kepala Negara meminta pemerintah Negeri Ginseng untuk membuka keran impor buah-buahan dari Indonesia.
"Yang kedua meningkatkan neraca perdagangan antara Indonesia dan Korea Selatan," kata Bahlil di Istana Kepresidenan, Senin (15/5).
Di samping itu, Jokowi membahas investasi dari Korea Selatan di dalam negeri. Salah satu sektor investasi yang menjadi penekanan adalah kendaraan listrik.
Bahlil mengatakan Indonesia akan menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang dapat memproduksi baterai kendaraan listrik. Hal tersebut berkat investasi baterai dari LG dan Hyundai.
Bahlil mencatat kapasitas produksi baterai kendaraan listrik Indonesia pada 2024 dapat mencapai 10 gigawatt. Menurutnya, kapasitas produksi tersebut merupakan hasil pembangunan tahap pertama.
Selain itu, Bahlil menyampaikan perkembangan realisasi investasi lain dari Korea Selatan, seperti PT Lotte Chemical Indonesia dan PT KCC Glass Indonesia. Total investasi kedua pabrik tersebut mencapai lebih dari Rp 65 triliun.
Bahlil mengatakan investasi Lotte Chemical sempat mangkrak hingga 6 tahun di dalam negeri. Menurutnya, investasi senilai US$ 4,2 miliar atau sekitar Rp 60,6 triliun tersebut telah terealisasi sekitar 60 persen saat ini.
Sementara itu, perkembangan pembangunan pabrik KCC Glass di Kawasan Industri Batang senilai Rp 5 triliun tersebut kini mencapai 80 persen. Bahlil mengatakan pabrik tersebut akan menjadi pabrik kaca terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas produksi 438 ton kaca per tahun.
Investasi di IKN
Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Gandi Sulistiyanto mengatakan 57 pengusaha konstruksi dari Korea Selatan telah menyambangi Ibu Kota Nusantara. Gandi menilai kunjungan tersebut sebagai tingginya ketertarikan investasi dari Korea Selatan.
Gandi mencatat saat ini telah ada perusahaan asal Korea Selatan yang mendirikan infrastruktur di IKN, yakni K-Water. Infrastruktur yang dimaksud adalah Instalasi Pengolahan Air atau IPA sebesar 350 liter per detik.
Adapun, sumber air IPA tersebut merupakan Bendungan Sepaku Semoi. Pembangunan IPA tersebut merupakan hasil hibah dari pemerintah Korea Selatan.
"Itu progres konstruksinya mereka lihat sendiri sudah sekitar 15-20 persen menurut hitungan mereka," kata Gandi.
Total MoU antara terkait investasi di IKN dengan pengusaha dari Korea Selatan telah mencapai 102 perjanjuan. Walau demikian, Gandi tidak merinci lebih lanjut investasi bidang apa yang akan dilakukan pengusaha Negeri Ginseng tersebut di IKN.
Gandi juga mengatakan sebagian pengusaha konstruksi Korsel tertarik untuk membangun jalan tol di IKN. Sebagai informasi, IKN akan terhubung dengan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda dengan jalan tol yang sedang dibangun.