Tokoh senior Partai Golkar sekaligus Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Sentral Organisasi Karyawan Swadiri atau Soksi Lawrence TP Siburian bersikukuh tetap mendorong dilaksanakannya musyawarah nasional luar biasa untuk melengserkan Airlangga Hartarto dari jabatan Ketua Umum Golkar. Gagasan munaslub menurut Lawrence tak terpengaruh dengan pemanggilannya oleh DPP Golkar.
"Ya begitulah (tetap mendorong Munaslub) kira-kira," kata Lawrence usai memenuhi panggilan Dewan Etik Golkar untuk dimintai penjelasan mengenai ide munaslub di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Senin (17/7).
Lawrence menjelaskan dorongan untuk melaksanakan Munaslub didasari oleh kecintaannya pada partai berlogo pohon beringin yang telah ia ikuti sejak 46 tahun lalu. Lawrence mengatakan, sejak aktif di Golkar ia pernah menduduki posisi Ketua Bidang Hukum sampai Ketua Mahkamah Partai sehingga keinginan munaslub merupakan aspirasinya sendiri.
"Enggak ada tunggangan-tunggangan. Dorongan munaslub karena kecintaan saya dengan partai ini, bahwa kami tidak ingin partai kami terpuruk," kata Lawrence.
Salah satu faktor yang mendasari gagasan Lawrence mendorong Munaslub karena menurunnya elektabilitas partai. Ia merasa Golkar seharusnya bisa menjadi lebih kuat bila dikelola dengan benar.
"Dulu 2019 partai ini suara elektabilitasnya itu 14,75%. Per hari ini 6%. Jadi kami kehilangan 8%. Ke mana itu 8%? Kan kami harus evaluasi. Dari 14 menjadi 8% itu, kok bisa begitu?" kata Lawrence.
Ia pun meminta tanggung jawab pada pengurus DPP Partai Golkar terkhusus pada Airlangga selaku Ketua Umum atas merosotnya suara Golkar. Menurut Lawrence lebih baik mengganti ketum partai sekarang daripada membiarkan suara terus merosot.
Adapun, pada perbincangan dengan Dewan Etik Partai Golkar selama kurang lebih tiga jam itu, ia mengatakan bukan dalam lingkup penilaian. Pertemuan dengan Dewan Etik menurut dia lebih pada menjalankan fungsi pengawasan. Sehingga, tak ada sanksi yang dijatuhkan padanya atas pernyataan munaslub.
"Yang dilaksanakan tadi fungsi pengawasan belum fungsi penilaian untuk menjatuhkan hukuman," katanya.
Bergulirnya Wacana Munaslub Golkar
Sebelumnya, Lawrence bersama sejumlah politisi senior Golkar lainnya yang menamakan diri eksponen pendiri Partai Golkar telah menyerahkan surat terbuka eksponen pendiri Golkar secara simbolis kepada Ridwan Hisjam, yang nantinya diteruskan ke DPP Partai Golkar. Lawrence mengaku, sampai hari ini belum ada tanggapan dari Dewan Pakar.
Lawrence mengaku pertemuan dengan Dewan Etik sekaligus ia manfaatkan untuk bertukar pikiran. Lebih jauh, ia menargetkan Munaslub segera diselenggarakan mengingat tahapan pemilu 2024 terus bergulir.
"Ya secepatnya. Karena waktunya juga kan tinggal tiga bulan lagi kurang ya. Mengenai pembentukan koalisi dan penyampaian capres-cawapres," kata Lawrence.
Sebelumnya, Lawrence bersama sejumlah politikus senior Golkar lainnya yang menamakan diri eksponen pendiri Partai Golkar mendorong untuk segera dilakukannya Rapimnas lalu Munaslub partai. Pelengseran Airlangga disebut bertujuan untuk mendorong kemajuan dan perbaikan partai.
Pada Rabu (12/7) pekan lalu, Lawrence beserta beberapa politikus senior Golkar berkumpul di Hotel Sultan, Jakarta. Selain Lawrence, beberapa politikus senior Golkar yang juga berpandangan sama yakni Anggota Dewan Pakar Golkar Ridwan Hisjam, dan politikus senior Golkar Zainal Bintang.
Selain mereka bertiga, hadir pula 10 anggota kader lainnya pada konferensi pers tersebut. Dua ormas pendiri Golkar lain yaitu Kosgoro 1957, dan Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) disebut menyatakan dukungan Munaslub melengserkan Airlangga.
Adapun Airlangga Hartarto menegaskan tidak akan ada Musyawarah Nasional Luar Biasa atau Munaslub. Airlangga meminta pihak-pihak yang ingin menggesernya sebagai Ketum untuk mencalonkan diri pada 2024.
Ia mengatakan Partai Golkar saat ini masih kompak berdasarkan berjalannya Rapat Kerja Nasional atau Rakernas pada awal Juni 2023. Seperti diketahui, Rakernas tersebut memutuskan agar calon presiden dan calon wakil presiden yang akan didukung Partai Golkar ditentukan oleh Airlangga.