Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kesetaraan gender di Indonesia semakin membaik. Namun, ada beberapa daerah justru memburuk. Salah satunya, di Jakarta.
Kesetaraan gender yang membaik di Indonesia tercermin dari laporan Indeks Ketimpangan Gender 2022 secara nasional yang turun 0,006 dari tahun sebelumnya menjadi 0,459 poin dan konsisten turun dalam lima tahun terakhir. "Semakin kecil nilai indeksnya, maka semakin rendah ketimpangan yamg terjadi antara laki-laki dan perempuan," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam konferensi pers, Selasa (1/8).
Rilis hari ini merupakan kali pertama BPS mengeluarkan indeks baru tersebut. Meski demikian, Pudji menyebut pihaknya sudah menghitung indeks tersebut untuk periode lima tahun ke belakang.
Indeks ketimpangan gender pada 2018-2022 terus menuru. Ini artinya, kesetaraan gender di dalam negeri terus membaik. Selama lima tahun tersebut, indeksnya turun 0,04 poin atau rata-rata nyaris 0,01 per tahun.
Indeks ketimpangan gender ini diukur menggunakan tiga dimensi, yakni:
- Simensi kesehatan reproduksi
Dimensi ini mencakup dua indiaktor, yakni proprosi perempuan melahirkan tidak di fasilitas kesehatan dan proprosi perempuan yang melahirkan anak pertama di usia kurang dari 20 tahun. Pada tahun lalu, proprosi perempuan yang melahirkan tidak di fasilitas kesehatan menurun dibandingkan tahun sebelumnya dan melanjutkan tren penurunan lima tahun terakhir. Sementara, proporis perempuan melahirkan di usia kurang dari 20 tahun meningkat pada tahun lalu, bahkan lebih tinggi dibandingkan level 2018.
- Pemberdayaan
Dimensi ini juga terdiri atas dua indiaktor, yakni presentase penduduk perempuan dengan pendidikan minimal SMA serta presentase penduduk perempuan di legislatif. Presentase penduduk perempuan yang mengenyam pendidikan minimal SMA konsisten meningkat, tahun lalu mencapai 36,95%. Meski demikian, jumlahnya masih terpaut jauh di bawah presentase laki-laki sebesar 42,06%.
BPS juga melaporkan terjadi penurunan presentase partisipasi perempuan di legislatif pada tahun lalu. Jumlah perempuan di kursi legislatif Indonesia tahun lalu sebanyak 21,74%, menurun dibandingjan 2021 sebesar 21,89%.
- Pasar tenaga kerja.
Tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan tahun lalu sebesar 53,41%, meningkat 0,07 poin dari tahun sebelumnya. Meski demikian tidak setinggi kenaikan pada kelompok pekerja laki-laki pada periode yang sama sebesar 1,6 poin.
Adapun perbaikan pada kesetaraan gender Indonesia pada 2022 dibandingkan tahun sebelumnya semakin membaik, terutama terdari sisi jumlah perempuan yang menempuh pendidikan SMA ke atas yang makin banyak, partisipasi angkatan kerja perempuan yang naik, serta semakin sedikit perempuan yang melahirkan anak bukan di fasilitas kesehatan.
Sementara secara spasial, BPS mencatat 25 provinsi melaporkan penurunan indeks ketimpangan gender dibandingkan 2021. Penurunan terdalam terutama di Sulawesi Tenggara sebesar 0,064 poin. Namun indeksnya yang sebesar 0,490 masih berada di atas rata-rata nasional.
DKI Jakarta menjadi provinsi dengan kenaikan indeks ketimpangan gender paling tinggi tahun lalu sebesar 0,126 poin. Meski demikian, indeksnya masih berada di bawah rata-rata nasional sebesar 0,320.