Presiden Joko Widodo mengakui program hilirisasi akan berdampak besar bagi eksportir bahan mentah dan pendapatan negara jangka pendek. Namun Kepala Negara menjanjikan program hilirisasi akan berbuah manis dalam jangka menengah dan panjang.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan program hilirisasi akan terus dilakukan. Menurutnya, peningkatan nilai tambah pada masa depan tidak akan terbatas pada sumber daya mineral, namun dilakukan pada semua jenis komoditas.
"Hilirisasi yang ingin kami lakukan adalah hilirisasi yang tidak hanya pada komoditas mineral, tapi juga non mineral, seperti sawit, rumput laut, kelapa, dan komoditas potensial lainnya," kata Jokowi dalam Rapat Tahunan MPR 2023, Rabu (16/8).
Jokowi meramalkan pendapatan per kapita nasional dapat mencapai US$ 10.900 atau Rp 166,8 juta per tahun pada 2033. Hal tersebut dapat terjadi jika program hilirisasi saat ini diperluas ke komoditas tembaga, bauksit, minyak sawit mentah, dan rumput laut.
"Dalam 15 tahun, pendapatan per kapita akan mencapai US$ 15.800 per tahun, dalam 22 tahun pendapatan perkapita kita mencapai US$ 25.000 per tahun," ujar Jokowi.
Seperti diketahui, pendapatan per kapita nasional pada 2022 adalah senilai US$ 4.349 per tahun. Artinya, Jokowi meramalkan pendapatan per kapita nasional dapat naik lebih dari dua kali lipat dalam 10 tahun.
Menurutnya, hal tersebut dimungkinkan lantaran pemerintah telah membangun pondasi hilirisasi belum lama ini. Selain itu, pemerintah telah membangun infrastruktur dan konektivitas pendukung untuk meningkatkan daya saing di pasar global.
Jokowi mengatakan dampak positif program hilirisasi baru terasa jika ekosistem besar telah terbentuk. Artinya, perekonomian nasional baru akan melonjak jika pabrik-pabrik pengolahan bahan mentah telah beroperasi.
Ia mencontohkan dampak positif tersebut pada hilirisasi nikel yang dimulai pada 2020. Menurutnya, investasi hilirisasi nikel telah terealisasi dan memunculkan 43 pabrik pengolahan bijih nikel.
Jokowi juga mengatakan hilirisasi juga akan melibatkan transfer teknologi, penggunaan energi hijau, dan meminimalisasi dampak lingkungan. Makanya Presiden telah mewajibkan perusahaan tambang untuk mendirikan pusat persemaian untuk reboisasi di lahan pasca penambangan.
Jokowi mencatat daya saing Indonesia menduduki peringkat 34 dari negara-negara lainnya berdasarkan International Institute for Management Development pada 2022. Adapun, peringkat daya saing nasional pada tahun lalu ada di posisi 44. "Ini merupakan kebaikan tertinggi di dunia," katanya.
Jokowi menghitung total anggaran infrastruktur yang dikucurkan pemerintah pada 2015-2023 mencapai Rp 539 triliun. Pembangunan tersebut dilakukan dari desa pinggiran dan daerah terluar melalui program dana desa.