Presiden Jokowi atau Joko Widodo melantik kembali Amran Sulaiman sebagai menteri pertanian atau mentan, menggantikan Syahrul Yasin Limpo yang kini menjadi tersangka dugaan korupsi lelang jabatan. Apa alasannya?
Amran Sulaiman akan menjadi mentan untuk sisa masa jabatan Kabinet Indonesia Maju Jilid II periode 2019 - 2024. Amran merupakan mentan pada Kabinet Indonesia Maju Jilid I periode 2014 - 2019.
Jokowi menilai, Amran yang pernah menjadi mentan selama lima tahun bisa mempermudah kerja-kerja kabinet di pos Kementerian Pertanian yang hanya tersisa kurang lebih setahun. Ia optimistis Amran bisa cepat beradaptasi terhadap pola birokrasi di Kementerian Pertanian.
"Biar bisa langsung kerja, karena beliau pernah menjadi menteri pertanian. Jadi tidak perlu diajarkan. Tidak susah mengetahui dirjennya siapa. Begitu dilantik saat itu langsung kerja," kata Jokowi usai meninjau Gudang Bulog Baru Rawang Timur, dikutip dari saluran Youtube Sekretariat Presiden pada Kamis (26/10).
Jokowi mengatakan, dirinya memberikan tugas khusus kepada Amran Sulaiman untuk meningkatkan produksi padi dan beras domestik yang saat ini terganggu fenomena Super El Nino.
Menurut Jokowi, peningkatan produksi beras dalam negeri merupakan solusi efektif untuk menekan harga beras yang tinggi belakangan ini. "Karena memang hanya dengan itu harga beras bisa kami turunkan kembali. Produksinya harus melimpah," ujar Jokowi.
Merujuk pada histori panel harga beras di Badan Pangan Nasional atau BPN, rata-rata harga beras premium secara nasional di pedagang eceran pada Kamis (26/10) pukul 09.00 WIB Rp 15.080 per kilogram atau kg. Harganya naik 0,6% dibandingkan sehari sebelumnya. Harga beras medium turun 0,6% menjadi Rp 13.150 per kg.
Besaran harga beras tersebut lebih tinggi dari harga eceran tertinggi alias HET yang ditetapkan oleh pemerintah dalam Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 7 Tahun 2023 tentang HET Beras.
Regulasi itu menetapkan HET beras medium Rp 10.900 - Rp 11.800 per kg dan premium Rp 13.900 - Rp14.800 per kg.
BPN juga menghitung produksi beras dalam negeri tahun ini bisa mencapai 30,83 juta ton. Namun Kementerian Pertanian memproyeksikan fenomena El Nino memicu penyusutan produksi beras hingga 1,2 juta ton sampai akhir tahun. Tingkat produksi beras tahun ini berada di angka yang cenderung konservatif dari biasanya.