Mirip Konsep Anies, Jokowi Bilang Hilirisasi Tak Hanya di Pertambangan
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan proyek hilirisasi tak hanya pada pengolahan lanjutan komoditas pertambangan, tapi juga pada produk hasil perkebunan, pertanian, dan perikanan hingga hasil laut. Sebelumnya, Calon Presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan menilai hilirisasi terhadap komoditas perkebunan dan pertanian lebih mendatangkan potensi keuntungan dibandingkan proyek hilirisasi pertambangan.
"Tidak hanya tembaga, tidak hanya nikel, tidak hanya bauksit, tidak hanya timah. Tapi juga di luar mineral, semuanya harus dihilirisasikan agar nilai tambah itu ada di negara kita," kata Jokowi saat memberikan sambutan dalam peresmian ekspansi PT Smelting, disiarkan oleh Youtube Sekretariat Presiden pada Kamis (14/12).
Pemerintah belakangan mendorong hilirisasi rumput laut di sejumlah wilayah pesisir Buleleng Bali, Wakatobi Sulawesi Tenggara, Maluku Tenggara dan Pulau Rote Ndao di Nusa Tenggara Timur.
Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat potensi ladang rumput laut di perairan Indonesia mencapai 12 juta hektare. Sedangkan pemanfaatan saat ini baru berada di angka 0,8% dengan produksi sekira 9 juta ton pada 2021.
Pengolahan lanjutan rumput laut dapat menghasilkan keluaran turunan seperti pupuk, produk farmasi, komoditas pangan dan pakan ternak hingga bahan bakar nabati alis biofuel.
"Jangan sampai kita kirim lagi mineral dalam bentuk mentah, bahan-bahan pertanian-perkebunan dalam bentuk mentah, minimal harus jadi barang setengah jadi, syukur jika bisa barang jadi," ujar Jokowi.
Anies Usung Konsep Hilirisasi Perkebunan dan Pertanian
Sebelumnya, Calon Presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan menilai hilirisasi terhadap komoditas perkebunan dan pertanian lebih mendatangkan potensi keuntungan berlebih ketimbang proyek hilirisasi pertambangan.
Anies menyatakan hal tersebut dalam acara dialog bersama capres yang diselenggarakan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) di Jakarta, Senin (11/12).
Ia menawarkan gagasan untuk mengerek kontribusi industri manufaktur terhadap PDB, yakni lewat hilirisasi komoditas perkebunan dan pertanian seperti kopi dan coklat.
Anies mengatakan pengolahan lanjutan komoditas hayati yang berorientasi padat karya dapat menumbuhkan partisipasi PDB sektor manufaktur hingga 22-23% dalam lima tahun ke depan.
Dia menjelaskan, proyek hilirisasi sektor perkebunan dan pertanian ini bakal menjalankan skema yang berbeda dari barang tambang yang berjalan saat ini. Dia mencontohkan, potensi hilirisasi kopi dan cokelat di Sulawesi Selatan dapat menghadirkan nilai tambah hingga produk paling ujung siap konsumsi.
Berbeda dengan hilirisasi nikel yang mayoritas berorientasi pada produk antara atau bahan baku setengah jadi. Anies mengatakan langkah ini penting untuk terus menggeliatkan potensi sektor manufaktur.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan saat ini kontribusi sektor manufaktur terhadap produk domestik bruto (PDB) tahunan yang kian menurun di angka 16% pada 2022, turun dari 29% pada 2014.
Dia juga menyoroti peluncuran proyek hilirisasi pertambangan telah menumbuhkan nilai investasi yang signifikan, dari Rp 399 triliun pada 2013 menjadi Rp 1.200 triliun pada 2022. Kendati demikian, investasi jumbo dari proyek hilirisasi pertambangan cenderung sedikit menyerap tenaga kerja.
"Sehingga saat ini kita menyaksikan investasinya meningkat, namun pertumbuhannya medioker. Justru ini memicu deindustrialisasi," kata Anies.