Tiga Rangkaian Kereta Impor Tiba Tahun Ini, Ada 5 Pilihan Produsen

ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/YU
KRL tujuan Nambo-Jakarta Kota melintas di Stasiun Pondok Rajeg yang sedan dibangun, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (8/11/2023). Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menyatakan reaktivasi stasiun Pondok Rajeg bertujuan meningkatkan pengguna moda transportasi umum dan keterjangkauan pelayanan angkutan umum atau coverage area.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
11/1/2024, 14.36 WIB

PT Kereta Commuter Indonesia atau KCI menjadwalkan kedatangan tiga rangkaian kereta impor pada akhir tahun ini. Meski demikian, belum diputuskan dari mana KCI akan membeli kereta impor tersebut. 

Direktur Utama KCI Asdo Artrivianto mengatakan, pemangku kepentingan masih mempertimbangkan sejumlah hal, seperti harga dan spesifikasi rangkaian kereta impor sebelum memutuskan untuk membelinya. Menurut dia, ada lima produsen kereta yang sedang dipertimbangkan. 

"Ada lima manufaktur yang spesifikasinya itu kurang lebih bisa masuk dengan prasarana di dalam negeri. Manufaktur tersebut tidak hanya dari Jepang, ada dari negara lain," kata Asdo dalam konferensi pers di kantornya, Kamis (11/1

Asdo mengatakan, capaian penumpang kereta commuter pada 2023 belum melampaui realisasi 2019 sebanyak 336,27 juta penumpang. Walau demikian, Asdo menargetkan jumlah penumpang kereta commuter pada tahun ini sekitar 359 juta. 

Asdo berencana untuk meningkatkan kecepatan kereta commuter di Jabodetabek saat jumlah rangkaian yang beroperasi berkurang sepanjang tahun ini. Peningkatan kecepatan masing-masing kereta commuter dinilai dapat meningkatkan frekuensi perjalanan harian.

Menurut Asdo, kecepatan Commuter Jabodetabek trayek Bogor-Manggarai dan jurusan Tanah Abang telah dinaikkan menjadi 80 kilometer per jam. Sementara tujuan ke Bekasi telah ditingkatkan menjadi 90 kilometer per jam.

"Sederhananya, kereta akan lebih cepat dan menambah kapasitas angkut setiap perjalanan," ujarnya.

Plt Direktur Utama KAI John Roberto sebelummya mengatakan, kereta bekas tidak memenuhi kriteria barang modal baru yang dapat diimpor berdasarkan aturan Kementerian Perdagangan. Total anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp 678,8 miliar.

Ia memaparkan harga KRL yang diimpor dari Jepang mencapai Rp 18,8 miliar per gerbong. Adapun satu rangkaian kereta tersebut akan terdiri dari 12 gerbong. Dengan demikian, total anggaran yang dibutuhkan untuk mengimpor tiga rangkaian KRL asal Negeri Samurai tersebut adalah Rp 678,8 miliar.

John mengatakan penambahan kereta baru penting lantaran jumlah penumpang KCI diperkirakan mencapai 274 juta orang pada 2024. Adapun, rata-rata okupansi penumpang pada waktu puncak  dapat mencapai 129% dengan rata-rata okupansi sepanjang hari 71%.

"Kami menyampaikan usulan Penyertaan Modal Negara tahun 2024 senilai Rp 2 triliun. PMN ini akan kami gunakan untuk pengadaan KRL, untuk memenuhi kebutuhan pelayanan saat ini," kata John dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI, Selasa (19/9)

Adapun PMN sebesar Rp 2 triliun yang kemungkinan akan dikantongi KAI pada tahun depan akan  digunakan untuk pembayaran KRL impor, pembayaran sebagian kereta baru INKA, dan pemugaran kereta. KAI berencana melakukan pemugaran pada empat rangkaian kereta KAI dengan kebutuhan dana mencapai Rp 600 miliar.

Selain mengimpor dari Jepang, John menyebut, KAI juga akan menambah 24 rangkaian KRL buatan PT Industri Kereta Api atau INKA. Namun, harga satuan gerbong KRL buatan INKA lebih mahal yakni senilai Rp 19,95 miliar. Dengan demikian, nilai pengadaan KRL buatan INKA diperkirakan mencapai Rp 5,74 triliun. Adapun pengadaan KRL oleh INKA akan dilakukan secara bertahap hingga 2027.

Reporter: Andi M. Arief