Ganjar Pranowo menjanjikan untuk memprioritaskan perekonomian yang stabil termasuk bahan pokok murah jika terpilih menjadi Presiden RI.
Calon Presiden nomor urut tiga itu menyatakan peran pemerintah menjadi penting dalam mendorong perekonomian.
Pernyataan itu disampaikan Ganjar dalam acara Hajatan Rakyat Sulawesi Utara, Manado, di lapangan Koni Sario Kamis (1/2) lalu.
Pada kesempatan itu, Ganjar juga menyoroti sejumlah isu, termasuk peran Bulog menstabilkan harga pangan dan lapangan pekerjaan.
Menurut Mantan Gubernur Jawa Tengah ini menyatakan intervensi pemerintah dalam menurunkan harga bahan pokok menjadi sangat penting.
Dia menilai dengan fluktuasi harga yang tingggi saat ini, pemerintah perlu mendorong ketahanan dan kedaulatan pangan, serta mewujudkan kestabilan ekonomi.
Pun begitu, Ganjar menjanjikan pula 17 juta lapangan pekerjaan baru jika terpilih sebagai Presiden pada periode 2040-2029.
Penyediaan lapangan kerja ini menjadi urgen demi mengantisipasi bonus demografi dengan jumlah angkatan kerja yang diproyeksi mencapai 150 sampai 160 juta pada 2030.
“Ini merupakan sesuatu yang tidak gampang, tapi harus disiapkan dan dipikirkan dari pendidikannya, investasinya, dan kemudahan mereka termasuk dalam berusaha dilakukan untuk mendatangkan investasi,” katanya dalam keterangan tertulis, Senin (5/2).
Dalam visi misinya, pasangan calon Presiden dan calon Wakil Presiden, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 7 persen.
Dengan begitu, Indonesia pun berpeluang keluar dari jebakan pendapatan menengah (middle income trap).
Capres dan Cawapres yang diusung PDI Perjuangan, PPP, Hanura, dan Perindo itu optimistis bahwa Indonesia dapat meraih pertumbuhan ekonomi berkualitas dengan sejumlah sektor andalan, di antaranya ekonomi digital, ekonomi hijau dan biru, serta industri manufaktur.
Adapun program andalan lain Ganjar dan Mahfud adalah internet gratis serta KTP Sakti. Akses internet merata dan cepat, misalnya, dapat membuka peluang ekonomi bagi siapapun.
Sedangkan, KTP Sakti akan membantu penyaluran bantuan sosial secara lebih tepat sasaran.