PHE Revisi Rencana Pengembangan Lapangan Badik dan West Badik

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.
Ilustrasi pengeboran lepas pantai Pertamina Hulu Eneergi.
22/3/2024, 09.31 WIB

PT Pertamina Hulu Energi Nunukan Company (PHENC) Regional Kalimantan Subholding Upstream Pertamina sedang menyiapkan revisi rencana pengembangan (POD) 1 untuk Lapangan Badik dan West Badik .

Lapangan yang berlokasi di Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara ini diharapkan dapat memulai pengeboran pada awal 2027. PHE menargetkan produksi gas kedua lapangan dapat diperoleh (onstream) pada kuartal keempat 2027.

”Kami terus melakukan kegiatan pengeboran sumur-sumur baru sebagai langkah strategis mempertahankan tingkat produksi lapangan-lapangan migas yang kami kelola,” kata Senior Manager Relations PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) Handri Ramdhani dikutip dari siaran pers pada Kamis (21/3).

Sebagai informasi, Pengembangan Lapangan Badik dan West Badik merupakan bagian dari rencana kerja PHENC dalam mengoptimalkan produksi di wilayah kerja (WK) Blok Nunukan. Hasil revisi POD 1 akan diajukan ke SKK Migas untuk mendapatkan persetujuan.

Selain kedua lapangan di atas, WK Nunukan masih memiliki potensi lain, di antaranya Lapangan Parang yang diperkirakan memiliki sumber daya sebesar 91 miliar kaki kubik (BCF). 

Jumlah tersebut berdasarkan perhitungan hasil pengeboran tiga sumur eksplorasi, yakni Parang 1 (tahun 2016-2017), Parang 2 dan Parang 3 (2020-2021). Perkiraan tersebut sudah dicatatkan dalam pelaporan sumber daya minyak dan gas bumi berdasarkan status per 1 Januari 2024.

”Kami meyakini bahwa keberlangsungan investasi migas Perusahaan akan memberikan dampak berganda bagi pengembangan ekonomi, lapangan kerja, pertumbuhan bisnis lokal, pendapatan pemerintah, dan peningkatan kemandirian masyarakat,” ujarnya.

Selain itu, keberlanjutan operasi dan bisnis perusahaan sangat penting dalam mendukung kebijakan transisi energi Pertamina serta pencapaian target produksi nasional sebesar 1 juta barel minyak dan 12 miliar standar kaki kubik gas pada tahun 2030.

”Kami menerapkan inovasi dan teknologi untuk dapat meningkatkan recovery rate sumur-sumur migas onshore dan offshore di wilayah Kalimantan,” kata Handri.

Reporter: Mela Syaharani