Cerita Prabowo Kenal NU Sejak Muda hingga Jadi Tukang Pijat Gus Dur

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/tom.
Presiden Terpilih Prabowo Subianto menyampaikan pidato saat menghadiri halalbihalal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Kantor PBNU, Jakarta, Minggu (28/4/2024). PBNU menggelar halalbilahalal yang dihadiri Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka serta sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju dan duta besar negara sahabat.
28/4/2024, 18.40 WIB

Presiden terpilih Prabowo Subianto menceritakan pengalamannya mengenal Nahdlatul Ulama (NU). Dia mengaku sudah merasa dekat dengan NU sejak menjadi prajurit TNI muda. Saat itu, dia kerap mendapat tugas ke daerah-daerah berbahaya. 

“Sejak muda sering dikirim ke daerah berbahaya dan menghadapi maut, jadi ketika orang menghadapi maut, yang dicari kyai. Jadi tidak usah merasa aneh kenapa saya dekat dengan NU, karena di sekitar tempat saya bertugas di Jawa Barat itu kyai-kyainya banyak yang NU,” kata Prabowo dalam sambutannya di acara Halal Bihalal Pengurus Besar NU (PBNU) di Jakarta pada Minggu (28/4).

Prabowo juga mengaku senang karena dianggap sebagai bagian dari NU. “Hari ini sangat senang hati saya, karena dianggap sebagai keluarga NU, meskipun dari dulu saya sudah merasa jadi keluarga NU,” ujarnya.

Dia begitu kagum dengan kepemimpinan NU yang visioner atau memiliki pandangan ke depan.  Tak hanya itu, dia juga punya pengalaman menjadi tukang pijat mantan Ketua Umum PBNU sekaligus Presiden ke-4 Indonesia, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

“Saya punya kehormatan sejak dulu, saya merupakan tukang pijatnya Gus Dur. Terima kasih NU, bersama-sama kita bangun bangsa Indonesia,” ucapnya.

Dukungan ke Prabowo untuk Kemashalatan Umat

Prabowo mengatakan, dirinya masih memiliki utang kepada NU. “Tidak akan lupa, saya ingat masih berutang karena tidak datang ke beberapa pesantren-pesantren penting yang kemarin banyak merestui perjuangan kami,” kata dia.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf mengatakan bahwa PBNU akan mendukung Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka.

Dengan begitu, kata lelaki yang akrab disapa Gus Yahya ini, NU akan selalu mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran.

"Ini soal politik, namun motivasinya untuk kemaslahatan masyarakat, karena tanggung jawab imam adalah mengupayakan kemaslahatan rakyat. Seluruh jajaran PBNU semuanya sikap bekerja” kata Yahya.

Yahya juga menyampaikan selamat kepada Prabowo - Gibran karena menjadi pasangan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih periode 2024-2029. “Semoga Allah senantiasa menaungi beliau berdua dengan pertolongan dan demi kemaslahatan negara yang kita cintai,” ujarnya.

Dia mengungkapkan alasan NU mendukung pemerintah terpilih karena setengah dari masyarakat Indonesia adalah bagian dari NU. Yahya menyebut, populasi NU mencapai 61% berdasarkan survei Litbang Kompas.

“Itu sebabnya PBNU membuat kesimpulan, bahwa tidak ada langkah yang lebih tepat dari kepengurusan NU, selain membantu pemerintah. Karena agenda pemerintah untuk kemaslahatan rakyat banyak dipastikan benar-benar sampai kepada rakyat,” ucapnya.

NU Dukung Pemerintahan Jokowi

Ini bukan kali pertama bagi NU mendukung pemerintah yang sedang berkuasa di Indonesia. Dia mengatakan, bahwa NU juga mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Prabowo yang juga hadir dalam Halal Bihalal tersebut turut merespons dukungan NU. “Kami sangat-sangat terima kasih atas tadi pernyataan komitmen bahwa keluarga besar NU akan mengawal dan mendukung pemerintah yang akan datang,” kata dia.

Dia mengatakan, keputusannya untuk maju dalam pemilu tahun ini sebagai mandat dari rakyat. “Saya merasa dapat berkontribusi untuk memberi solusi-solusi terhadap tuntutan dan tantangan yang dihadapi oleh bangsa dan rakyat kita,” ujar Prabowo.

Tidak hanya itu, Prabowo juga mengucapkan permintaan maaf. “Saya pun atas nama pribadi, juga atas nama wakil saya kami mohon maaf lahir dan batin atas mungkin kekurangan dan kesalahan kami, dalam salah tutur kata, bertindak atau yang lainnya, kami mohon maaf,” ucapnya.

Reporter: Mela Syaharani