Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Komisi IV DPR melakukan kunjungan kerja ke Swedia untuk mempelajari sistem penyediaan pangan terintegrasi utamanya daging sapi. Sistem ini akan diadopsi dalam negeri untuk pemenuhan stok pangan nasional.
Salah satu yang mereka mengunjungi adalah area peternakan dan perkebunan di Bona Munso, sebelah utara Swedia. Area ini telah dikelola masyarakat selama berabad-abad sejak zaman Viking, nenek moyang bangsa Swedia.
“(Sistem penyediaan pangan terintegrasi) ini menarik untuk dilihat sebagai pembelajaran, sehingga dapat kita implementasikan,” kata Arief dalam keterangannya, Sabtu (25/5).
Di Swedia terdapat lahan seluas 800 hektare yang dijadikan tempat pembiakan 400 ekor sapi potong. Sapi-sapi ini diternak dengan sistem 'free ranch' atau peternakan bebas, di mana ternak tidak dikandangkan, tapi dilepasliarkan di padang rumput.
Bapanas menilai sistem peternakan yang terbangun di area tersebut menarik untuk dipelajari dan diterapkan di Indonesia. Penguatan stok pangan nasional berbasis produksi dalam negeri, khususnya di sektor peternakan harus didorong bersama melalui berbagai upaya.
"70 persen petani Swedia sebenarnya masih menggunakan pupuk kimia, tapi saat ini sudah mulai beralih ke organik. Ini merupakan masa depan pertanian. Jadi, saya mendukung Indonesia, melalui Kementerian Pertanian juga memulai gerakan ini," kata Arief.
Menurut Arief kuncinya berada pada kolaborasi antarsektor terutama pemerintah, akademisi, dan private sector, khususnya asosiasi petani dan peternak dalam rangka mewujudkan ekosistem pangan yang terintegrasi. Perlu ada solusi yang didasarkan pada penelitian yang sesuai dengan kondisi di lapangan agar sistem peternakan tersebut dapat diterapkan di Indonesia.
“Diperlukan adanya solusi yang based on research agar sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan. Juga, hasil research yang sudah ada harus didukung implementasinya oleh pemerintah. Tentu dalam satu semangat untuk menguatkan ketahanan pangan nasional," ujarnya.
Berdasarkan proyeksi neraca pangan nasional tahun 2024 yang disusun Bapanas, kebutuhan konsumsi daging sapi dan kerbau nasional mencapai 819 ribu ton tahun ini. Sementara perkiraan produksi dalam negeri masih di angka 459 ribu ton, sehingga masih diperlukan tambahan pasokan dari pengadaan negara mitra.
Salah satu perwakilan Parlemen Swedia, Adam Reuterskiöld, mengatakan bahwa di lahan yang sama juga terdapat produksi susu sapi, rumput untuk pakan sapi, dan barley (jelai) yang merupakan salah satu makanan pokok warga Swedia.
“Meskipun menghadapi banyak tantangan seperti efisiensi, iklim, dan tenaga kerja, namun sistem ini dapat menghasilkan daging sapi yang lebih berkualitas serta lebih sustainable dibandingkan dengan ternak konvensional," ujarnya.