Kantor Kejaksaan Agung (Kejagung) kini tengah dijaga ketat oleh personel Tentara Nasional Indonesia (TNI). Penjagaan ini terkait adanya potensi ancaman yang terjadi pada lembaga negara ini.
Penjagaan kantor dan pimpinan Kejaksaan Agung dilakukan setelah sebelumnya rentetan kejadian yang diduga sebagai ancaman. Beberapa di antaranya melibatkan anggota kepolisian di Densus 88 dan Brimob.
Pada Minggu (19/5), Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus), Febrie Adriansyah diduga telah dikuntit saat makan malam di Jakarta Selatan oleh anggota Detasemen Khusus 88 Anti Teror Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Densus 88. Atas kejadian tersebut, satu anggota polisi dari satuan Densus 88 ditangkap.
Sampai saat ini, belum jelas maksud dan tujuan penguntitan tersebut. Pihak Polri maupun Kejaksaan Agung belum memberikan keterangan usai peristiwa tersebut.
Sehari setelah penangkapan anggota Densus 88, beberapa anggota polisi mengitari Gedung Kejagung. Kejadian ini terungkap dalam video yang beredar di media sosial beberapa hari terakhir. Video tersebut menunjukkan konvoi kendaraan yang diduga milik Brimob di sekitaran Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan.
Sejumlah motor trail hingga kendaraan taktis tampak berjalan beriringan sembari menyalakan sirine ketika melintas di depan gedung Kejagung. Peristiwa itu dikabarkan terjadi pada Senin (20/5) malam.
Dengan serentetan kejadian yang berpotensi mengancam keamanan ini, pihak TNI pun bergerak melakukan penjagaan di Kejagung. Personel Pusat Polisi Militer Tentara Nasional Indonesia (Puspom TNI) mengamankan Gedung yang terletak di Jalan Panglima Polim, Jakarta Selatan itu.
Berdasarkan unggahan akun resmi media sosial instagram @puspomtni, penjagaan di Kejaksaan Agung dilakukan demi memastikan keamanan dan ketertiban di lingkungan tersebut.
Personel Polisi Militer TNI dikerahkan guna melakukan pengamanan khusus yang dipimpin oleh Letnan Satu (Pom) Andri. Personel Puspom TNI juga bekerja sama dengan pihak keamanan internal Kejaksaan Agung serta aparat penegak hukum lainnya untuk mengidentifikasi dan mengantisipasi potensi ancaman.
Pengamanan tersebut mencakup patroli rutin, pemeriksaan kendaraan, serta pengawasan terhadap individu yang keluar masuk area Kejaksaan Agung. “Langkah ini diambil sebagai respons atas kekhawatiran dan ancaman yang dirasakan setelah kejadian tersebut,” demikian tertulis di akun Puspom TNI, Jumat (24/5).
Dalam unggahan ini juga disebutkan, langkah pengamanan ini merupakan bagian dari upaya bersama dalam menjaga stabilitas dan ketertiban di institusi hukum tertinggi di Indonesia. Dengan adanya kolaborasi antara berbagai pihak, diharapkan situasi keamanan di Kejaksaan Agung dapat terjaga dengan baik.
“Sehingga para penegak hukum dapat menjalankan tugasnya tanpa gangguan,” ujarnya.
Terkait penjagaan oleh personel Puspom TNI ini, pihak Kejagung pun membenarkan. Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung RI, Ketut Sumedana tidak menampik adanya peningkatan keamanan setelah kejadian konvoi beberapa anggota Brimob mengitari kompleks perkantoran sekitar Kejagung.
Menurutnya, peningkatan keamanan lumrah dilakukan ketika Kejagung sedang menangani perkara besar. “Kalau peningkatan keamanan kan biasa-biasa saja itu. Kalau kami lagi ada perkara besar, eskalasi pengamanan harus kita tingkatkan. Itu biasa,” katanya saat dihubungi wartawan, Jumat (24/5).