Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) meminta Pertamina mengirimkan detail spesifikasi produk green diesel atau D100 yang saat ini tengah dikembangkan. Hal ini untuk memastikan produk tersebut aman digunakan pada kendaraan milik produsen otomotif.
Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto, mengatakan para produsen perlu melihat kembali spesifikasi detail bahan bakar pada produk D100. Langkah ini guna menghindari terjadinya masalah pada kendaraan di kemudian hari, seperti endapan pada pipa yang dapat merusak mesin.
"D100 kan ada spesifikasi teknisnya, Pertamina akan kami mintakan (spesifikasinya) untuk kemudian disampaikan ke para Agen Pemegag Merek (APM)," ujar Jongkie kepada Katadata.co.id, Minggu (19/7).
(Baca: Pertamina Produksi D100, Apa Bedanya dengan B100?)
Setelah spesfikasi bahan bakar ramah lingkungan itu dikirimkan ke produsen, berikutnya akan dilakukan uji coba kendaraan yang diproduksi di Indonesia. "Jika diperlukan ada modifikasi mesin dan lain sebagainya untuk penyesuaian," ujarnya.
Seperti diketahui, Pertamina akhirnya memproduksi green diesel atau D100 sebanyak 1.000 barel per hari. Bahan bakar minyak atau BBM ramah lingkungan tersebut merupakan hasil pengolahan Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil (RBDPO) 100% di Kilang Dumai.
Pertamina menyebut telah melakukan uji performa (road test) penggunaan D-100 dalam campuran bahan bakar kendaraan. Hal ini dinilai dapat meningkatkan performa kendaraan dan mengurangi emisi gas buang.
Deputy CEO PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Budi Santoso Syarif menjelaskan, dalam uji performa, bahan bakar yang digunakan yakni campuran D-100 sebanyak 20%, Dexlite sebanyak 50% dan FAME sebanyak 30%.
Menurut hasil uji lab perusahaan, diketahui angka Cetane Number bahan bakar campuran D-100 pada Dexlite dan FAME yang digunakan tersebut mencapai angka minimal 60 atau lebih tinggi dari bahan bakar diesel yang ada saat ini.
“Demikian juga hasil uji emisi kendaraan menunjukkan Opacity (kepekatan asap gas buang) turun menjadi 1,7% dari sebelumnya 2,6% saat tidak dicampur dengan D-100,” ujarnya dalam keterangan tertulis.
Uji Performa dilakukan pada 14 Juli kemarin dengan jarak tempuh sepanjang 200 kilo meter menggunakan kendaraan jenis MPV berbahan bakar diesel keluaran 2017. Menurut dia, selain hasil uji kuantitatif yahg menunjukkan hasil bagus, pengguna kendaraan pun tetap merasa nyaman selama menggunakan kendaraannya.
Klaim ini didasrkan pada tidak adanya excessive noise selama berkendara, tarikan mesin lebih bertenaga dan asap buang knalpot tetap bersih meski pada RPM tinggi. Dengan performa yang lebih baik tersebut, dia menilai akan membuat penggunaan BBM maupun perawatan mesin lebih hemat.
Di samping itu, hasil uji performa ini juga membuktikan bahwa D-100 yang diproduksi Perdana di Kilang Dumai Pertamina dapat menjawab kebutuhan energi hijau di Indonesia.
Sebab, D-100 dibuat dari 100% bahan nabati turunan dari CPO atau kelapa sawit yang banyak terdapat di Indonesia.
Produk D100 Pertamina ini sebelumnya dinilai mampu menyerap 1,2 juta ton minyak sawit mentah atau CPO per tahun. Asumsi ini didapatkan dengan angka produksi Pertamina solar hijau Pertamina yang mencapai 20 ribu barel per hari.