Ancaman Krisis Pangan, MPR: Pemangkasan Anggaran Kementan Dikaji Ulang

ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/
Petani memanen padi di Kampung Karanganyar, Sayar, Serang, Banten, Sabtu (11/4/2020). Ketua MPR Bambang Soesatyo meminta pemerintah mewaspadai ancaman krisis pangan di tengah pandemi corona.
Penulis: Ekarina
14/4/2020, 09.16 WIB

"Tak menutup negara lain yang selama ini memiliki keunggulan di komoditas pangan akan turut melakukan hal serupa," ujar Bamsoet.

Oleh sebab itu, dia meminta sektor pangan bisa diperkuat dengan mendorong para petani dan industri pangan menjadi lebih bergeliat.

Pandemi corona diharapkan menjadi pelajaran bagi Indonesia, yang mana waktunya Indonesia berdaulat di bidang pangan. Bukan dengan mengandalkan impor dalam mencukupi kebutuhan pangan nasional.

Menurutnya, terlalu beresiko bagi negara dengan penduduk sekitar 267 juta jiwa jika hanya mengandalkan impor untuk mencukupi kebutuhan pangan nasional.

"Kejadian pandemi COVID-19 menjadi tantangan Kementerian Pertanian untuk menata kembali target kinerjanya mewujudkan kedaulatan pangan," kata dia. 

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga telah memperingatkan dan meminta para menteri menjaga ketersediaan bahan pokok di dalam negeri di tengah penyebaran wabah virus corona.

Jokowi mewaspadai peringatan  FAO yang menyebutkan pandemi corona berpotensi menyebabkan krisis pangan dunia.

"Peringatan dari FAO agar betul-betul kita perhatikan, pandemi Covid-19 ini bisa berdampak pada kelangkaan pangan dunia atau krisis pangan dunia," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas melalui video conference dari Istana Merdeka, Jakarta, Senin (13/4).

Oleh sebab itu, presiden meminta Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengingatkan para kepala daerah untuk menjaga ketersediaan bahan pokok. Jokowi tak ingin terjadi kelangkaan sehingga membuat harga pangan melonjak.

Selain itu, mereka harus membuat perkiraan atas ketersediaan bahan pokok ke depannya. Yang mana perkiraan tersebut tak hanya melihat dari produksi pangan saat ini saja.

"Mungkin panen yang ini baik, tapi panen pada penanaman bulan Agustus dan September nanti harus dilihat secara detail, sehingga tidak mengganggu produksi rantai pasok maupun distribusi dari bahan pangan yang ada," kata Jokowi.

Halaman:
Reporter: Antara