Akademisi dan DPR Sebut Infrastruktur Gerus Lahan Pertanian

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi, petani dikawasan Marunda, Cilincing, Jakarta mulai sibuk memanen padi yang sudah mulai menguning (5/7). Akademisi dan Anggota DPR mencatat, pembangunan infrastruktur menggerus lahan pertanian.
Penulis: Rizky Alika
21/10/2019, 18.57 WIB

Selain itu, menurutnya penyebab luas lahan padi menyusut adalah fragmentasi lahan. Hal ini terjadi karena pemilik mewariskan sebidang tanahnya kepada lebih dari satu ahli waris saja. Di Jepang, hanya boleh diberikan kepada satu ahli waris.

(Baca: Pemerintah Bakal Perbaharui Perpres Kebijakan Strategis Pangan )

Belum lagi, Indonesia berpotensi mengalami kekeringan lahan. Karena itu, ia usul agar lahan rawa dimanfaatkan sebagai alternatif untuk menanam padi.

Hal senada disampaikan oleh Anggota DPR RI Herman Khaeron. "Ada infrastruktur jalan, jembatan, bandara, terminal, stasiun, rel kereta api, dan jalan tol yang menghabiskan kawasan pangan," kata dia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), luas lahan baku sawah terus menurun. Pada 2018, luasnya sekitar 7,1 juta hektare. Luas itu turun dibandingkan 2017 yang masih 7,75 juta hektare. Kepala BPS Suhariyanto pun mengatakan, penurunan luas lahan tersebut dipengaruhi oleh konversi lahan sawah.

(Baca: Harga Barang Turun, Daya Beli Buruh Tani Membaik pada September)

Halaman:
Reporter: Rizky Alika