Kendalikan Stok, Kementan Potong Ayam Umur 68 Minggu

ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Kementerian Pertanian (Kementan) akan memotong atau afkir ayam hidup (parent stock/PS) ras broiler yang berumur di atas 68 minggu untuk mengendalikan stok yang berlebih dan menstabilkan harga ayam.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Sorta Tobing
27/6/2019, 08.07 WIB

Namun, berdasarkan pantauan Petugas Informasi Pasar (PIP) pada Selasa lalu, rata-rata harga per kilogram livebird di nasional adalah Rp 20.216. Sementara, harganya di Jawa berkisar Rp 11.327. Di Jawa Tengah dan Jawa Timur harganya hanya Rp 8.845 dan Rp 10.736 per kilogram.

Kemudian, rata-rata harga daging ayam per kg pada tingkat konsumen di Jawa mencapai Rp 30.808, Jawa Tengah Rp 29.600, dan Jawa Timur Rp 25.200. Berdasarkan data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, rata-rata harga ayam di tingkat konsumen pada hari ini sebesar Rp 32.850 per kg.

(Baca: Harga Ayam Anjlok, Peternak Ditaksir Rugi Rp 700 Miliar per Bulan)

Kementerian memperkirakan jatuhnya harga ayam ras pedaging di Jawa lantaran tidak semua produksi daging ayam ras terserap di pasar tradisional. Hal ini kemungkinan terjadi karena peternak memprediksi akan terjadi peningkatan permintaan pasca Lebaran. Namun, kondisi demikian tidak terjadi sehingga produk menjadi melimpah.

Di samping itu, Kementan menilai penjualan daging ayam ras broiler dari pelaku usaha ayam ras broiler masih bermuara di pasar tradisional. Penjualan dilakukan dalam bentuk hot karkas dan livebird sehingga rentan terhadap kelebihan pasokan dan permainan oleh pihak tertentu. Hal ini mengakibatkan disparitas harga antara produsen dan konsumen.

Karena itu, Kementan mewajibkan pelaku usaha yang memiliki live bird lebih dari 300 ribu per minggu untuk memiliki rumah potong hewan unggas (RPHU) dan cold storage. Ini bertujuan untuk menampung karkas dari RPHU.

(Baca: Harga Ayam Anjlok, Mentan: Setelah Mafia Beras, Mafia Ayam Kami Sikat)

Halaman:
Reporter: Rizky Alika