Indonesia Ekspor 37 Ribu Metrik Ton Minyak Goreng ke Tiongkok

Agung Samosir | KATADATA
Crude Palm Oil. Produk crude palm oil yang berbahan dasar kelapa sawit dari kabupaten Landak di stand Provinsi Kalimantan Barat pada pameran Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) di Ji-Expo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (15/5).
Penulis: Ekarina
18/3/2019, 20.02 WIB

Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian melepas ekspor 37 ribu metrik ton (MT) minyak goreng sawit atau refined bleaced deodorized olein (RBD olein) asal Kalimantan Tengah ke Tiongkok. Ekspor minyak goreng tersebut menghasilkan transaksi senilai Rp300 miliar.

"Kami mendukung tumbuhnya industri hilirisasi kelapa sawit, karena produk olahan hasil industri hilir yang justru mendatangkan nilai tambah," kata Kepala Barantan Kementan Ali Jamil saat melepas ekspor RBD olein bersama Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Senin (18/3).

(Baca: RI Tingkatkan Penetrasi Produk Minyak Kelapa Sawit ke Mesir)

Ali mengatakan Kalimantan Tengah termasuk dalam lima provinsi terbesar penghasil kelapa sawit dan turunannya di Indonesia selain Riau, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Barat. Kelima provinsi ini terus menggenjot ekspor produk olahan minyak kelapa sawit.

Pada 2017, ekspor RBD olein dari Kalimantan Tengah yang keluar melalui Karantina Palangkaraya mencapai 23.999 MT dengan nilai ekspor Rp196 miliar.

Sementara pada 2018, ekspor olein asal wilayah tersebut kembali meningkat sebesar 43% menjadi sebanyak 34.357 MT dengan nilai Rp 281 miliar. Pada tiga bulan pertama 2019, ekspor RBD olein melonjak mencapai 96.699 MT dengan nilai ekspor mencapai Rp 791 miliar. "Pencapaian yang harus diberi apresiasi, baru tiga bulan peningkatannya  hampir 200%, " ujar Jamil.

(Baca: Soal Sawit, Pemerintah Akan Lobi Uni Eropa Bulan Depan)

Jamil menambahkan, sepanjang Januari hingga Maret 2019, selain RDB olein, Kalimantan Tengah tercatat juga melakukan ekspor turunan kepala sawit lainnya seperti palm kernel expeller sebanyak 17.350 ton dengan nilai ekspor sebesar Rp81 miliar dan crude palm oil (CPO) sebanyak 11.998 ton setara Rp93 miliar dengan negara tujuan Vietnam, Thailand, dan Tiongkok.

Adapun untuk komoditas lain seperti karet lempengan (natural rubber) juga telah diekspor sebanyak tiga juta lembar setara Rp137 miliar. Jenis komoditas tersebut telah diekspor ke sejumlah negara seperti India, Jerman, Turki, Finlandia, Israel, serta Rusia.

Untuk mendukung pertumbuhan ekspor industri hilir minyak sawit, Barantan telah memberi kemudahan pelayanan sertifikasi ekspor kepada pelaku usaha berupa PPK online dan inline inspection guna pemenuhan persyaratan sanitary and phytosanitary (SPS) sehingga lolos di negara tujuan ekspor.

(Baca: Kemendag Cabut Aturan Verifikasi Teknis Ekspor Sawit)

Ekspor unggulan Kalimantan Tengah

Sementara itu, Kepala Karantina Palangkaraya Parlin R. Sitanggang menambahkan komoditas unggulan ekspor lainnya dari Kalimantan Tengah ialah kayu jelutong, plywood, dan aquatic plant yang juga banyak diminati negara-negara Asia, Eropa, dan Amerika Serikat.

Ada juga potensi ekspor produk hewan dari Kalimantan Tengah yang memiliki nilai jual yang tinggi yaitu sarang burung walet (SBW).

"Potensi ekspor sarang burung walet yang keluar dari Palangkaraya sebesar 120 ton per tahun dengan nilai jual sebesar Rp13 juta per kilogram sehingga potensi ekspor per tahun bisa mencapai Rp1,5 triliun," kata Parlin.

Reporter: Antara