Program Korporasi Petani Ditargetkan Jangkau 8 Kabupaten di Akhir 2018

ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Petani membajak sawah di area persawahan Kretek, Bantul, DI Yogyakarta, Kamis (16/3). Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berusaha mengoptimalkan program intensifikasi pertanian untuk mengurangi penyusutan lahan karena alih fungsi lahan pertanian dengan mendorong pemilihan bibit padi yang berkualitas disertai penggunaan alat pertanian berteknologi modern.
Penulis: Michael Reily
Editor: Ekarina
9/7/2018, 21.31 WIB

(Baca: Petani dan BUMN Bakal Berbagi Saham dalam Korporasi Agrobisnis)

"Kebanyakan peresmian program korporasi petani  akan  berlangsung  pada Agustus mendatang, seperti di wilayah adalah Tempuran, Karawang; Waponsa, Purwakarta; Warungkondang, Cianjur; Banyuresmi, dan Garut; Ligung, Majalengka," ujar Anita.

Dia optimistis program korporasi petani akan berdampak positif. Alasannya, pendampingan dan sistem kemitraan pasti akan memberikan nilai tambah kepada petani.

“Saya harap dengan dukungan modal dan adanya kepastian pembelian hasil pertanian akan meningkatkan kesejahteraan petani, produktivitas juga bisa meningkat secara kuantitas atau kualitas,” katanya.

Hal senada juga diungkap Direktur Utama PT Pertani Wahyu. Dia mengungkapkan proses pendampingan dalam budidaya bisa meningkatkan produksi hingga 10%. 

Selain itu, sarana produksi pertanian juga lebih baik dengan adnaya metode pendampingan. Dengan demikian, model korporasi petani diklaim mampu memberi dampak lebih optimal terhadap peningkatan penghasilan petani. “Hasil produksi saya perkirakan bisa meningkat sampai 20%,” ujar Wahyu.

 (Baca: Kadin Dukung Usaha Pemerintah Membentuk Korporasi Petani)

Halaman: