Kenaikan Tarif, Empat Perusahaan Pengiriman Kargo Gulung Tikar

Arief Kamaludin | Katadata
Editor: Ekarina
27/2/2019, 20.18 WIB

Di sisi lain, naiknya ongkos pengiriman kargo kepada pihak pengguna telah mengakibatkan mereka mengurangi produksi, hingga volume pengirimannya pun ikut berkurang. Akibatnya, ada penurunan pemesanan dan penggunaan jasa hingga 40%.

"Yang daya tahannya bagus masih bisa bertahan, tapi yang kecil sudah goyang," ujarnya.

(Baca: Kawasan Kargo Bandara Soekarno-Hatta Diperbesar dan Terintegrasi Tol)

Oleh sebab itu dia meminta kepada pemerintah dan pihak maskapai untuk melakukan sejumlah kebijakan guna memulihkan kembali usaha jasa pengiriman kargo. Pertama adalah mengurangi anak cucu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta di sektor logistik untuk memberi ruang swasta.

Kedua, memulai penggunaan pesawat khusus kargo (freighter) untuk mengurangi biaya pengiriman. Budi menjelaskan dengan adanya pesawat khusus tanpa penumpang maka biaya bisa ditekan sekurangnya 50%.

"Misal Jakarta - Palembang dulu Rp 36 ribu per kilometer bisa hanya Rp 18 ribu per kilometer," kata dia.

Menteri Pehubungan Budi Karya Sumadi beberapa hari lalu mengaku akan memetakan kebijakan tarif maskapai meski tidak dapat mengintervensi tarif kargo. Namun Citilink Indonesia menyatakan siap membuka kemungkinan untuk mengkaji secara khusus terkait penerapan biaya kargo tersebut.

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution