Terimbas Rupiah dan Avtur, Garuda Akan Revisi Target Laba 2018

ANTARA FOTO/Fajrin Raharjo
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Pahala Nugraha Mansury berpose usai memberikan keterangan kepada wartawan di kantor Garuda City Center, Tangerang, Banten, Rabu (12/4).
30/7/2018, 20.33 WIB

Salah satu upayanya dengan meningkatkan pendapatan lewat penerbangan murah dan pemasukan lewat unit bisnis lain. Untuk maskapai Citilink mengalami pertumbuhan sebesar 25,6 persen semester I ini menjadi 7 juta penumpang. Sedangkan pendapatan ancillary (tambahan) naik 27,5 persen jadi US$ 46,3 juta.

(Baca: Garuda Usulkan Kenaikan Tarif Penerbangan)

Langkah lainnya adalah merestrukturisasi rute yang kurang menguntungkan. Pahala mengatakan tahun ini paling tidak ada 11 rute yang dievaluasi. Jumlah rute tersebut turun dari 22 tujuan sejak tahun lalu yang masih mengalami kerugian. "Restrukturisasi misalnya dulu Jakarta - Makassar - Sorong. Sekarang kami jadikan Jakarta - Sorong," kata dia.

Untuk mengantisipasi gejolak nilai tukar rupiah dan bahan bakar, Direktur Keuangan Garuda Helmi  Imam Satriyono mengatakan perseroan berencana meningkatkan rasio lindung nilai (hedging) harga avtur hingga 50 persen. Ini untuk mengurangi beban Garuda dari harga avtur internasional. "Tahun lalu hanya 15 persen, tapi kami terbuka untuk 50 persen," kata dia.

(Baca: Tambal-Sulam Rute Penerbangan Garuda di 2018)

Halaman: