PT Perusahaan Pengelolaan Aset (PPA) menyebut ada investor swasta yang menyatakan berminat untuk masuk dan berinvestasi di PT Merpati Nusantara Airlines (Persero). Investor tersebut merupakan swasta lokal yang bekerja sama dengan investor luar negeri untuk mendanai suntikan modal ini.
Direktur Utama PPA Henry Sihotang mengaku belum bisa memberitahukan siapa investor tersebut. Dia hanya memberi petunjuk bahwa investor swasta ini sempat menjalankan bisnis di bidang maskapai penerbangan.
"Angka suntikan modalnya cukup besar. Tidak perlu disebut dulu, karena masih dalam pembahasan," kata Henry di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Jakarta, Senin (16:7).
Saat masih menjabat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan sempat menemui sekitar 100 investor dalam negeri untuk diajak bekerjasama dengan Merpati. Henry mengatakan dari 100 investor tersebut, hanya tersisa 11 yang berminat. Setelah didalami lebih lanjut, akhirnya ada 1 yang benar-benar berminat.
(Baca: Sumbangan BUMN Terhadap APBN 2017 Mencapai Rp 351 Triliun)
Merpati harus melalui sidang Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) pada 3 November 2018. Makanya, saat ini PPA dan Kementerian BUMN sedang aktif mencari investor yang mau memberikan suntikan modal kepada Merpati untuk memperkuat ekuitasnya.
Tercatat utang BUMN tersebut mencapai Rp 10 triliun. Henry mengatakan sidang PKPU empat bulan lagi akan menentukan kelanjutan usaha Merpati. Utang kreditur nantinya bisa saja dikonversi menjadi saham, sehingga dapat membuat pemberi utang terdilusi. "Masih bisa jalan atau tidak, nanti diputuskan November," kata dia.
Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kik Roo mengatakan pemerintah mempersilakan siapa pun investor yang mau menyuntikan modal ke Merpati. Syaratnya, investor tersebut harus memenuhi hak-hak para karyawan BUMN tersebut.
Sayangnya, dia masih enggan membeberkan apakah pemerintah siap melepaskan saham di Merpati hingga 100 persen alias privatisasi secara penuh kepada swasta atau tidak. "Sekarang ada investor mau masuk dan terbuka. (Kami) terdilusi juga tidak apa-apa," kata dia.