Garuda Indonesia Pesimistis Sektor Penerbangan Mampu Pulih Cepat

ANTARA FOTO/Lutfi Andaru/zk/hp.
Ilustrasi, layanan repatriasi yang dijalankan PT Garuda Indonesia Tbk. Garuda Indonesia pesimistis industri penerbangan mampu pulih cepat dari dampak negatif pandemi virus corona.
Penulis: Agung Jatmiko
2/6/2020, 15.40 WIB

(Baca: Imbas PSBB, Jumlah Penumpang Pesawat April 2020 Turun 81,7% )

Memang, load factor akan naik dari 10% menjadi 30%, dan kemudian 50%, namun dengan persepsi di masyarakat yang masih khawatir tetap saja sulit kembali melonjak hingga 100% dalam waktu singkat. Hal ini jelas akan memukul kembali industri penerbangan, dan waktu pemulihannya bisa lebih panjang dari tiga tahun.

Ia menilai, saat ini pemangku kebijakan tengah terpecah antara pihak yang memastikan kesehatan dan pihak yang ingin ekonomi di sektor penerbangan pulih. Perdebatan antara dua belah pihak ini masih terus terjadi, dan belum ada yang tahu kapan menemui titik tengah.

Namun apapun yang terjadi, sangat penting untuk memastikan persepsi masyarakat terhadap sektor penerbangan kembali ke waktu sebelum pandemi.

Garuda Indonesia sendiri, saat ini lebih fokus pada domain of influence, dan menyerahkan domain of concern kepada pemerintah. Manajemen Garuda Indonesia, kata Irfan, akan fokus memaksimalkan kemampuan yang ada saat ini, seperti charter dan kargo.

Meski maskapai pelat merah ini sudah pasti mendapatkan talangan sebesar Rp 8,5 triliun, namun proses talangan ini tergolong lama. Dalam diskusinya bersama Kementerian Keuangan, Irfan mengatakan berapa pun talangan yang diberikan pemerintah akan diterima, namun ia meminta pemberiannya dipercepat.

"Jangan sampai nanti pemerintah sudah menemui kata sepakat soal pencairan talangan, Garuda sudah lebih berdarah-darah. Kami sekarang masih survival mode, tapi kan mode ini tidak bisa lama-lama," ujarnya.

(Baca: Garuda Indonesia Kandangkan 70% Pesawat Selama Pandemi Corona)

Halaman: