Produsen Elektronik Sharp, LG, dan Polytron Ikut Jual Masker Kesehatan

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww.
Ilustrasi produksi masker kesehatan. Pekerja mengecek masker bedah yang diproduksi di PT Univenus Cikupa, Cikupa, Tangerang, Banten, Rabu (11/11/2020).
Penulis: Ekarina
20/11/2020, 12.02 WIB

Peningkatan jumlah kasus Covid-19 mendorong perusahaan elektronik asal Jepang, merambah bisnis baru di industri kesehatan. PT Sharp Elektronics Indonesia (SEID) kini mulai memasarkan produk masker MA-950I seiring tingginya permintaan.

National Sales Senior General Manager PT Sharp Electronics Indonesia, Andry Adi Utomo mengatakan, kebutuhan masker di Indonesia masih tinggi karena masyarakat sudah mulai melakukan aktivitas selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi. 

"Karena itulah Sharp Indonesia menghadirkan masker kesehatan MA-950I dengan daya proteksi tinggi terhadap penyebaran virus Covid-19 sebagai kontribusi kami dalam menjaga kesehatan konsumen," katanya di Jakarta, Jumat (20/11). 

Sharp Medical Face Mask MA-950I sudah lebih dulu di pasarkan di Jepang pada awal Maret lalu. Pemasaran produk kemudian meluas ke negara lain di luar Jepang, salah satunya Indonesia.

"Masker ini diimpor dari Taiwan, telah lolos uji standar kesehatan Jepang dan Amerika serta mengikuti standar dan terdaftar di Kementerian Kesehatan Republik Indonesia," kata Andry.

Masker berbahan polypropylene ini menurutnya terdiri tiga lapisan pelindung yang mampu mencegah cairan atau droplet menempel pada masker.

Bagian kedua dilapisi bahan serat diklaim mampu menahan atau menyaring debu, serbuk, virus hingga partikel lainnya sampai 98%. Sedangkan pada lapisan ketiga mampu menyerap air dan droplet yang dikeluarkan melalui pernapasan mulut maupun hidung pengguna.

Andry mengatakan masker kesehatan Sharp ini sudah mulai dipasarkan melalui e-commerce sejak awal  November dengan harga jual di kisaran Rp 199 ribu per kotak. 

Tak hanya Sharp, sejumlah produsen elektronik diketahui lebih dulu memproduksi masker kesehatan tiga lapis. Polytron memproduksi sendiri maskernya dengan peralatan elektronik di pabrik LED TV perusahaan.

 "Masker kesehatan tiga lapis yang di produksi Polytron tersebut sudah lolos pengujian standar internasional yang mensyaratkan BFE 3 micron (Bacterial Filtration Efficiency)  yang mampu menyaring droplet, virus atau bakteri," ujar Product Manager Polytron, Bambang Athung dalam keterangan tertulis awal Juli lalu.

PRODUKSI MASKER BEDAH (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww.)

Sementara itu, LG Electronics Indonesia juga menjual masker. Namun bedanya, masker ini dibuat lebih canggih, bertenaga baterai dan dilengkapi fitur air purifier. 

 LG memasarkan produk masker ini di sejumlah jaringan market place dan gerai offline perusahaan mulai pekan ini dengan harga sekitar Rp 2,3 juta. 

Kementerian Perindustrian menyebut industri domestik mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dan mulai mengekspor produksinya.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, industri dalam negeri memiliki kapasitas produksi masker medis N95 sebanyak 3 juta buah dan masker bedah sebanyak 4,7 miliar buah per tahun. Jumlah tersebut melimpah dibandingkan kebutuhan domestik yang hanya sebanyak 172,2 juta per tahun.

“Dari sini terlihat sektor industri yang akan mewujudkan kemandirian Indonesia dalam menanggulangi penyakit adalah industri peralatan medis dan barang habis pakai atau medical devices and consumables,” kata Agus dilansir dari laman resmi Kementerian Perindustrian RI, Jumat (26/6).

Tak hanya itu, Agus juga menyebutkan surplus produksi terjadi di sektor APD berupa hazmat yang telah mampu memproduksi hingga 648 juta buah setahun. Sedangkan konsumsi domestik tahunan yang diperkirakan mencapai 11,3 juta buah.

Reporter: Antara