Kebab Turki Baba Rafi Bidik Pasar India dengan Buka 100 Gerai

Kebab Turki Baba Rafi / Instagram
Ilustrasi Kebab Baba Rafi. Perusahaan kuliner ini melebarkan sayap ke India. Saat ini perusahaan memiliki 1.300 gerai di Indonesia dan 9 negara.
Penulis: Ekarina
14/12/2020, 18.00 WIB

"Ini yang biasanya direspons positif para calon mitra. Banyak permintaan datang via email kepada kami, termasuk dari beberaoa negara kecil," katanya.

Sementara menurut Eurominitor International, kebab menempati urutan ke empat pasar makanan cepat saji paling digemari setelah burger, ayam goreng tepung, roti atau pizza. Sehingga potensi bisnis ini berkembang sangat besar. 

Dampak Pandemi Covid-19

Meski bisnis relatif berjalan baik, Hendy tak menampik pandemi Covid-19 juga berdampak terhadap usaha perusahaan. Secara rata-rata penjualan Kebab Baba Rafi turun 30%, khususnya terhadap beberapa gerai yang berlokasi di dalam mal.

"Pandemi corona mempengaruhi bisnis Baba Rafi di Indonesia dan Malaysia. Terutama ketika banyak mal tutup, pembatasan sosial berskala besar (PSBB) serta larangan makan di tempat. menyebabkan beberapa outlet kami tutup sementara," ujarnya.

Namun, penurunan ini menurutnya mulai bisa diimbangi dengan pemesanan makanan via online. Dengan dukungan fitur ini, pergeseran pembeli melalui online tumbuh hingga enam kali lipat. Sehingga efek penurunan penjualan akibat Covid-19 bisa diminimalisir.

"Tapi tiga bulan terakhir, penjualan mulai membaik, meskipun senormal pada saat belum adanya pandemi," ujar Hendy.

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mencatat, ada 5,55 juta usaha kuliner di Indonesia, atau 67,7% dari total 8,2 juta bisnis ekonomi kreatif pada 2018. Pertumbuhannya rerata 9,82% dalam tujuh tahun terakhir. Namun, sekitar 60% usaha kuliner di Nusantara terpukul pandemi Covid-19.

Bukan hanya UMKM, pemegang merek (brand) kuliner bersiasat di masa pandemi, seperti Raa Cha Suki & BBQ, Imperial Kitchen hingga HokBen yang membuat makanan beku (frozen food).

Sedangkan Maxx Coffee, Starbucks, Kopi Kenangan hingga Fore berinovasi menyediakan kopi literan hingga minuman sehat. Kopi literan hingga makanan beku tersebut dijual melalui e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak hingga pesan-antar makanan GrabFood dan GoFood.

Ini kemudian mendorong para perusahaan untuk meluncurkan fitur baru sesuai kebutuhan para pelaku usaha kuliner.

Shopee misalnya, meluncurkan fitur Shopee Food pada April lalu. “Kami melihat tren pembelian produk makanan secara berulang dalam sebulan meningkat empat kali lipat,” kata Direktur Shopee Indonesia Handhika Jahja kepada Katadata.co.id, Oktober lalu.

Halaman: