Transaksi Shopee Capai Rp 249,4 T, Kerugian Induk Usaha Justru Naik

Shopee
Ilustrasi, Country Brand Manager Shopee Rezki Yanuar, CEO Creativepreneur Putri Tanjung, dan Tech Blogger Ario Pratomo.
5/3/2020, 11.37 WIB

Pendapatan yang disesuaikan dari lini bisnis e-commerce yakni Shopee, meningkat 224,1% dari US$ 290,7 juta menjadi US$ 942,1 juta tahun lalu. Pesanan kotornya naik 100,5% menjadi 1,2 miliar produk.

Biaya penjualan dan pemasaran sebagai persentase dari total GMV tercatat turun 4,4%, dibandingkan 2018 yang mencapai 5,9%. Meski begitu, laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) negatif US$ 1 miliar atau meningkat dibanding 2018 yang sebesar US$ 860,3 juta.

(Baca: Perkuat Shopee di Asia Tenggara, Sea Group Cari Pendanaan Rp 21 T)

“Peningkatan pendapatan ini terutama didorong oleh pertumbuhan pasar e-commerce dan perkembangan positif di setiap aliran pendapatan pasar, transaksi, biaya, layanan bernilai tambah, dan iklan,” demikian dikutip.

Pendapatan dari lini bisnis hiburan digital meningkat 145,6% menjadi US$ 1,14 miliar. Perusahaan menyampaikan, basis pengguna aktif dan penetrasi layanan pembayaran meningkat. “Hal ini meningkatkan fitur permainan dan monetisasi berdasarkan pemahaman mendalam tentang preferensi,” demikian dikutip.

Sedangkan pendapatan dari penjualan barang naik 129,4% menjadi US$ 216,7 juta. (Baca: Dilirik Alibaba hingga Amazon, Begini Persaingan e-Commerce Indonesia)

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan