Hampir 16 Juta UMKM Rambah E-Commerce, tapi Hadapi 7 Tantangan

ANTARA FOTO/Fauzan/pras.
Bank Negara Indonesia (BNI) melalui program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) turut hadir dalam upaya pengembangan pemasaran UMKM binaannya seperti memfasilitasi seminar digitalisasi UMKM guna memperluas target pasar.
Penulis: Desy Setyowati
27/10/2021, 14.27 WIB

XL menggarap area I, yakni Sumatera dan area IX Papua Timur. Sedangkan, Telkomsel menggarap hampir semua area, yakni area II Nusa Tenggara Barat (NTB), area III Kalimantan, area IV Sulawesi, area V Maluku, area VI Papua Barat, area VII Papua Tengah Barat, area VIII Papua Tengah Utara, dan area IX Papua Timur.

Selain itu, Kominfo membangun Satelit Indonesia Raya atau satelit Satria yang ditarget mengorbit pada 2023. Fasilitas ini diklaim dapat menjangkau daerah terpencil.

Bank Indonesia (BI) mencatat, sekitar 87,5% UMKM terkena dampak pandemi Covid-19. UMKM yang bertahan cenderung telah beralih ke digital.

Sebelumnya Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, perkembangan positif e-commerce dalam beberapa tahun terakhir berimbas pada UMKM, terutama saat pandemi corona.

“Namun dalam 1,5 tahun di masa pandemi ini (jumlah UMKM yang go-digital) meningkat dari 14% menjadi 22% - 23%,” katanya dalam wawancara dengan Katadata Insight Center (KIC), dikutip dari laporan berjudul ‘Navigating Indonesia’s E-Commerce: Omnichannel as the Future of Retail’.

Menurutnya, e-commerce memberikan jangkauan yang luas kepada konsumen, sehingga membuka banyak peluang bagi UMKM untuk tumbuh di dalam dan luar negeri. Oleh karena itu, kementerian dan lembaga bekerja sama meluncurkan kampanye Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI).

Pemerintah menargetkan 30 juta UMKM terhubung dengan ekosistem digital pada 2023. Gerakan ini diharapkan dapat mendorong UMKM untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi dan pada akhirnya membantu perekonomian nasional untuk pulih dari dampak pandemi corona.

Namun Sirclo dan KIC mengatakan, dalam transformasi digital, tidak semua pemilik bisnis, termasuk UMKM atau brand siap beradaptasi dengan cepat dalam menyesuaikan strategi dan operasional. “Bisnis membutuhkan pihak yang dapat menangani berbagai proses penjualan online secara end-to-end,” demikian dikutip dari laporan tersebut. Dalam hal ini, ada yang dikenal dengan e-commerce enabler.

Startup di bidang e-commerce enabler membantu pemilik bisnis meningkatkan kehadiran online di berbagai saluran penjualan, seperti situs web, marketplace, dan social commerce. Selain itu, memfasilitasi transaksi melalui gateway pembayaran, memenuhi pesanan konsumen dari beberapa marketplace sekaligus dan memproses pengiriman melalui layanan logistik.

Halaman: