Alasan JD.ID Tutup, TikTok Shop Kalahkan Shopee hingga Tokopedia?

Tokopedia, Lazada, Shopee, TikTok, JD.ID, Bukalapak, Katadata/Desy Setyowati
Tokopedia, Lazada, Shopee, TikTok, JD.ID, Bukalapak
Penulis: Desy Setyowati
30/1/2023, 14.44 WIB

JD.ID tutup layanan per 15 Februari. Benarkah perusahaan e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, Lazada mulai tergerus TikTok Shop?

JD.ID akan menyetop pesanan per 15 Februari. Kemudian efektif berhenti beroperasi pada 31 Maret.

"Dengan sangat menyesal kami mengumumkan bahwa JD.ID akan setop menerima pesanan sejak 15 Februari," kata perusahaan dalam laman resmi, Senin (30/1).

JD.ID memberi waktu kepada seluruh mitra pengguna dan penjual untuk menyelesaikan transaksi hingga akhir Maret.

Alasan JD.ID Tutup

Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID Setya Yudha Indraswara menyampaikan, JD.ID tutup merupakan keputusan strategis dari JD.Com.

JD.Com merupakan raksasa teknologi di bidang e-commerce yang berbasis di Cina. Perusahaan ini mendukung operasional JD.ID di Indonesia.

“Ini adalah keputusan strategis dari JD.Com untuk berkembang di pasar internasional dengan fokus pada pembangunan jaringan rantai pasok lintas-negara. Logistik dan pergudangan sebagai intinya,” kata Setya kepada Katadata.co.id, Senin (30/1).

JD.ID tutup per 15 Februari 2023 (JD.ID)

Kabar JD.Com akan melepas operasional bisnis di Indonesia yakni JD.ID dan di Thailand sudah beredar sejak bulan lalu. Kabarnya, ini bertujuan mengurangi kerugian di kawasan Asia Tenggara dan memperkuat operasional di Cina.

JD.ID melakukan dua kali pemutusan hubungan kerja alias PHK tahun lalu.

“Langkah adaptasi perlu diambil untuk menjawab tantangan perubahan bisnis yang sungguh cepat belakangan,” kata Satya dalam keterangan pers, bulan lalu (13/12/2022). “Salah satu langkah yang diambil manajemen yakni perampingan agar perusahaan dapat terus bergerak menyesuaikan dengan perubahan."

Perusahaan logistik yang berafiliasi dengan JD.ID yakni JDL Express juga resmi menutup layanan pekan lalu (22/1). Selain itu, sudah menghentikan pendaftaran pengguna baru sejak 1 Januari.

“Layanan JDL Express Indonesia non aktif per 22 Januari,” demikian dikutip dari laman resmi JDL Express, pekan lalu (23/1).

Shopee Dkk Tergerus TikTok Shop?

Transaksi e-commerce seperti Shopee, Tokopedia hingga Lazada naik tipis pada 2022. Bank Indonesia (BI) menduga ini karena menjamurnya social commerce atau belanja di media sosial, seperti TikTok.

BI mencatat, transaksi e-commerce Rp 476,3 triliun tahun lalu. Volume transaksi 3,48 miliar.

Nilai transaksi tersebut naik 19% secara tahunan (year on year/yoy), namun di bawah target BI Rp 489 triliun.

Deputi Gubernur BI Doni P Joewono menduga penurunan pertumbuhan transaksi Shopee hingga Tokopedia itu karena menjamurnya tren social commerce seperti TikTok.

Faktor lainnya yakni biaya. BI tengah mengkaji kemungkinan penurunan transaksi di e-commerce, karena biaya transaksi lewat media sosial seperti TikTok lebih murah ketimbang Shopee, Tokopedia, Lazada hingga Bukalapak.

BI memperkirakan, nilai transaksi e-commerce tumbuh 12% tahun ini. Sedangkan volumenya diramal meningkat 17%.

Transaksi TikTok Shop di Asia Tenggara diperkirakan US$ 4,4 miliar atau sekitar Rp 66,7 triliun pada 2021, menurut dua sumber The Information. Nilainya lebih kecil ketimbang Shopee dan Lazada, maupun Tokopedia di Indonesia.

“Pengeluaran konsumen (TikTok Shop) di Asia Tenggara naik lebih dari empat kali lipat. GMV menjadi US$ 4,4 miliar,” kata dua sumber The Information, pekan lalu (9/1).

Namun GMV TikTok Shop di Asia Tenggara pada 2021 itu di bawah Shopee US$ 62,5 miliar atau Rp 899 triliun. Rinciannya sebagai berikut:

Lazada juga mencatatkan GMV per September 2021 US$ 21 miliar atau sekitar Rp 302 triliun. Sedangkan konsumen aktif tahunan naik 1,8 kali lipat menjadi 130 juta.

Di Indonesia, Tokopedia juga mencatatkan GTV atau Gross Transaction Value (GTV)  Rp 230 triliun pada 2021. Nilainya naik 46% dibandingkan 2020.

Tokopedia menargetkan GTV tahun lalu Rp 334 triliun, atau naik 24% dibandingkan 2021. Sedangkan GTV pada 2024 ditargetkan Rp 669 triliun.

Meski begitu, fitur live streaming TikTok Shop mengalahkan Shopee dan Tokopedia di Indonesia. Ini berdasarkan survei perusahaan e-logistik Ninja Van terhadap 316 pedagang di Indonesia pada November 2022.

Survei bertujuan memahami fenomena berbelanja menggunakan live streaming. “Hasilnya, sekitar 27,5% responden Indonesia menggunakan TikTok,” demikian dikutip dari laporan survei, Jumat (27/1).

Rinciannya sebagai berikut:

  1. TikTok (27,5%)
  2. Shopee (26,5%)
  3. Lazada (20,1%)
  4. Instagram (12,2%)
  5. Facebook (10,1%)
  6. YouTube (3,7%)

Laporan Ninja Xpress menunjukkan, nilai transaksi (GMV) TikTok meningkat hingga 411%. Pesanan di TikTok Shop naik hingga 564,1% dibandingkan periode sebelumnya.

Namun live streaming Shopee unggul jika dihitung di Asia Tenggara. Rinciannya sebagai berikut: