Investor Masih Minati Fintech Tahun Depan, tapi Makin Selektif

Katadata/desy setyowati
Partner Venturra Capital Raditya Pramana (paling kiri) dan Managing Partner Kejora Ventures Eri Reksoprodjo (tengah) dalam acara Tarumanagara Fintech Forum (TFF) 2019 di Jakarta, Rabu (11/12).
Penulis: Desy Setyowati
11/12/2019, 12.39 WIB

“Saya rasa yang menarik tiga hingga lima tahun ke depan, pemain fintech pembayaran itu usecase-nya paling jelas. Jadi orang akan mulai taruh uang lebih banyak. Dua tahun ke belakang, karena dengan diskon dan marketing itu usecase-nya meningkat,” kata dia.

Hal-hal seperti itu lah yang mulai dikaji oleh investor sebelum berinvestasi di fintech. Selain itu, menurut dia ada banyak sub bidang fintech yang bisa digali oleh pelaku usaha seperti pinjaman untuk pendidikan, asuransi teknologi (insurtech), mata uang virtual (cryptocurrency), dan lainnya.

Managing Partner Kejora Ventures Eri Reksoprodjo menyampaikan hal serupa. “Digital inklusi memberi ruang investasi yang sangat baik. Fintech masih banyak investor dari luar negeri yang mencari,” kata dia.

Pertumbuhan kepemilikan rekening perbankan di Indonesia merupakan salah satu yang tercepat di Asia Timur dan Pasifik. Di satu sisi, pengguna ponsel pintar (smartphone) di Tanah Air juga cukup banyak. Hal ini menjadi peluang bagi pelaku fintech.

(Baca: Persaingan Bisnis Dompet Digital Makin Ketat dan Mengerucut)

Laporan Google, Temasek, dan Bain bertajuk e-Conomy SEA 2019 menyebutkan, pendanaan yang diperoleh startup di bidang digital ekonomi di Asia Tenggara mencapai US$ 7,6 miliar atau sekitar Rp 106,2 triliun per Semester I 2019. Sedangkan di Indonesia, investasinya sebesar US$ 1,8 miliar atau Rp 23,8 triliun.

Joint Head, Investment Group Temasek Rohit Sipahimalani mengatakan, pendanaan yang masuk ke sektor ekonomi digital Indonesia itu atas 124 kesepakatan. Nilai tersebut sama dengan enam bulan pertama tahun lalu, dari 157 kesepakatan.

Di Asia Tenggara, startup di sektor berbagi tumpangan (ride hailing) dan e-commerce paling banyak menerima pendanaan selama Semester I 2019. Masing-masing memperoleh investasi US$ 2,5 miliar dan US$ 3,5 miliar.

Sejak 2016, pendanaan ke kedua sektor ini memang yang paling besar. “Tapi jangan lupakan fintech. Sektor ini pengaruhnya luas,” kata Rohit beberapa waktu lalu (7/10).

(Baca: Riset Google: Investasi ke Startup RI Rp 23,8 T, Terbesar di Regional)

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati