Ikuti Langkah GoPay, OVO, DANA dan LinkAja Kaji Layanan Paylater

ANTARA FOTO/Risky Andrianto
Ilustrasi, pengunjung melintas di depan restoran makan cepat saji yang terpasang poster promosi diskon aplikasi fintech pembayaran atau "payment gateway" di salah satu mal di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (28/3/2019).
21/11/2019, 12.09 WIB

Perusahaan teknologi finansial (fintech) besutan Gojek, GoPay meluncurkan metode pembayaran cicilan tanpa kartu kredit atau paylater sejak September 2018. Langkah itu disusul oleh OVO pada awal tahun ini. DANA dan LinkAja pun mengkaji layanan serupa.

GoPay menggandeng PT Mapan Global Reksa (Findaya) untuk menyediakan fitur cicilan tersebut. Sedangkan OVO menggaet PT Indonusa Bara Sejahtera atau Taralite, yang diakuisisi Maret lalu, untuk menyediakan paylater.

Per Mei 2019, layanan OVO PayLater tersedia di 200 ribu mitra mulai dari Hypermart, ACE Hardware hingga kuliner seperti Hoka-Hoka Bento dan Bakmi GM. “Sejak peluncuran OVO Paylater, kami menyadari tingginya antusiasme dari masyarakat terhadap layanan ini,” kata Head of Public Relations OVO Sinta Setyaningsih kepada Katadata.co.id, kemarin (20/11) sore.

Berdasarkan pantauan Katadata.co.id, fitur paylater sempat ada di halaman depan aplikasi OVO. Namun, dengan tampilan yang baru, fitur itu hilang. Di Tokopedia, layanan OVO paylater masih ada.

(Baca: Fintech DANA Gandeng Blue Bird dan Rilis Layanan Paylater)

Sinta tidak berkomentar terkait hal itu. Ia hanya mengatakan, perusahaanya berfokus pada konsumen. “Kami terus berupaya meningkatkan layanan ini dari segi registrasi, keamanan, penggunaan maupun sistem cicilan agar dapat diterima oleh seluruh masyarakat,” katanya.

Selain itu, perusahaannya mengkaji berbagai layanan keuangan, salah satunya pinjaman. “Kami sedang mengkaji berbagai produk pinjaman untuk beragam segmen pengguna di antaranya konsumen dan UMKM,” kata dia.

Aplikasi OVO telah diunduh lebih dari 115 juta kali. Perusahaan fintech pembayaran ini juga sudah menggaet sekitar 500 ribu mitra penjual di 354 kota Indonesia.

(Baca: LinkAja Siapkan Fitur Paylater Gandeng Bank dan Fintech)

Kini, giliran DANA yang menyajikan layanan cicilan itu di aplikasinya. Berdasarkan pantauan Katadata.co.id, fitur itu tersedia terbatas di beberapa pengguna.

CEO DANA Vincent Iswara belum mau berkomentar terkait layanan anyar itu. “Kami tidak menutup kemungkinan ada layanan (baru) yang menguntungkan masyarakat,” katanya.

Di aplikasi tertulis bahwa DANA bekerja sama dengan perusahaan fintech pembiayaan (lending) Akulaku. Untuk menggunakan layanan ini, pengguna harus mengisi data diri seperti nama, jenis pekerjaan, pendidikan terakhir, nama perusahaan dan alamatnya, menyertakan foto diri dengan Kartu Tanda penduduk (KTP).

Vincent sempat mengatakan, perusahaannya selalu menyesuaikan layanan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Ia pun merekrut tim dari lokal.

(Baca: Gandeng BRI, Traveloka Target 5 Juta Pengguna Pakai PayLater Card)

Perusahaannya juga berfokus pada pengalaman pengguna saat menggunakan aplikasi DANA alias User Interface dan User Experience (UI/UX). Salah satunya, DANA menyederhanakan proses transaksi namun tetap mengutamakan keamanan.

PT Fintek Karya Nusantara (Finarya), perusahaan yang menaungi dompet digital LinkAja juga mengkaji fitur paylater. Chief Executive Officer (CEO) LinkAja Danu Wicaksana mengatakan, perusahaannya bakal bermitra dengan pemain lain di industri keuangan baik pemegang saham maupun swasta.

Ia menargetkan fitur itu tersedia sebelum akhir tahun. "Ditunggu saja (informasinya) bulan depan. Sebelum akhir tahun mudah-mudahan sudah live," kata Danu kepada Katadata.co.id saat ditemui di di sela-sela acara Perbanas Indonesia Banking Expo (IBEX) 2019 di Jakarta, beberapa waktu lalu (6/11).

(Baca: Pahami Risiko Pay Later, Fitur Penggoda Milenial Berbelanja)

Reporter: Cindy Mutia Annur