GoPay, Dompet Digital Milik Gojek yang Rajin 'Bakar Uang'

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi Gopay di acara Indonesia Fintech Summit & Expo 2019 di Jakarta Convention Center,  Jakarta (23/9). 
Penulis: Pingit Aria
25/9/2019, 18.44 WIB

Konsumen pun bisa melihat kode Quick Response (QR Code) GoPay ada di mal hingga pedagang kaki lima. Sebanyak 30 pasar tradisional di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) dan 10 di wilayah lainnya pun menggunakan layanan GoPay.

Selain memperluas pasar dan penggunaan (usecase), GoPay berkolaborasi dengan perbankan untuk mendapat untung. Dompet digital besutan Gojek itu bisa memasarkan produk perbankan dan membantu bank mengakuisisi konsumen.

(Baca: OVO, Dompet Digital Terbesar Indonesia dalam Ekosistem Grab)

Data Bank Indonesia, total transaksi dari pembayaran digital pada semester pertama 2019 mencapai Rp 56,1 triliun. Di antaranya, 17% atau sekitar Rp 9,5 triliun dilakukan melalui GoPay, dompet digital dalam ekosistem Gojek.

Dikutip dari Tech in Asia, posisi GoPay ada di bawah OVO yang pada semester lalu pangsa pasarnya mencapai 37% atau sekitar Rp 20,8 triliun. Sedangkan DANA dan LinkAja, masing-masing berkontribusi sebesar 10% dan 3% dari total transaksi pada periode yang sama.

Data ini ditunjukkan pada pelaku industri pembayaran dalam sebuah acara tertutup. Meski detail metodologi riset ini tidak diungkap, sumber yang tertera pada data merujuk pada Laporan Kantor Pusat Bank Umum/LKPBU dan Laporan Selain Bank Umum/LSBU.

GoPay meragukan keabsahan laporan ini. “Tidak dijelaskan metodologi apa yang dipakai dalam data ini, tetapi angkanya tidak sesuai dengan sebagian besar penelitian yang menunjukkan GoPay sebagai penyedia layanan pembayaran digital terbesar di Indonesia,” kata Winny.

Halaman: