Platform investasi besutan PT Star Mercato Capitale, Tanamduit baru saja memeroleh modal senilai US$ 3 juta atau sekitar Rp 43,5 miliar dari modal ventura lokal, RND Kapital pada September 2018 lalu. Sejalan dengan hal itu Tanamduit menargetkan 60 ribu investor pada 2019.
Target tersebut meningkat tiga kali lipat dibanding tahun ini, 20 ribu investor. "Saat ini, masih 5 ribu investor. Kami target 20 ribu pada akhir tahun dan 60 ribu tahun depan," ujar Direktur Pengembangan Bisnis Tanamduit Muhammad Hanif kepada Katadata, Kamis (29/11).
Saat ini, aplikasi Tanamduit sudah diundah 18 ribu kali di Google Play Store maupun App Store. Dari jumlah tersebut, 8 ribu sudah mendaftar atau melakukan Know Your Costumer (KYC). Hanya, baru 5 ribu di antaranya yang membeli produk Tanamduit atau menjadi investor.
Hanif optimistis, target 20 ribu investor tahun ini bisa tercapai. Caranya, dengan menggandeng e-commerce seperti Bukalapak dan financial technology (fintech) pinjam-meminjam (lending). "Sudah ada beberapa fintech lending datang ke kami. Semoga tahun ini juga sudah ada yang bekerja sama," ujarnya.
(Baca juga: Gandeng 3 Manajer Investasi, Bukalapak Luncurkan 5 Produk Reksa Dana)
Total dana kelolaan (assets under management/AUM) Tanamduit masih di bawah Rp 100 miliar. Hanif menargetkan, dana kelolaan tembus Rp 100 miliar hingga akhir tahun ini. Lagipula, menurutnya wajar dana kelolaan masih kecil, sebab investor yang digarap merupakan retail dengan nilai investasi kisaran Rp 100 ribu.
Tanamduit sendiri memiliki sekitar 34 jenis produk reksa dana. Adapun reksa dana pasar uang merupakan yang paling diminati investor, karena imbal hasilnya (return) terukur. Padahal, menurutnya reksa dana saham memberikan keuntungan yang lebih besar. Hanya saja, butuh waktu paling tidak tujuh tahun untuk mendapat keuntungan maksimal.
Tanamduit juga menjadi salah satu mitra distribusi resmi atau agen penjual Sukuk Tabungan ST-002, dengan imbal hasil 8,3% per tahun. Hanif mencatat, peminat ST-002 dua kali lebih banyak dibanding pemesanan Surat Utang Negara seri 004 (SBR004) dalam sepekan.
Adapun Tanamduit didirikan pada akhir 2017, oleh Indra Suryawan, Rini Hapsari, dan Ferry Aprilianto. Sementara Hanif yang sebelumnya menjabat Presiden Direktur Mandiri Manajemen Investasi, bergabung kemudian.
(Baca juga: Lewat Finmas, Pendiri Skype Jajal Pasar Fintech Indonesia)
Di Indonesia, sudah ada beberapa layanan jual beli reksa dana secara online. Sebagian di antaranya dibuat oleh perusahaan pengelola reksa dana alias Manajer Investasi (MI) seperti Mandiri Investasi yang membuat Moinves, Trimegah Asset Management dengan iTram, dan Manulife Asset Management melalui KlikMAMI.
Sementara yang mirip dengan Tanamduit adalah Bareksa, Indo Premier, dan Bibitnomic. Platform jenis ini bersifat agregator, yang bisa menjual produk dari berbagai MI.
Tanamduit pun sudah bekerja sama dengan MI seperti Bahana TCW Investment Management, Batavia Prosperindo Aset Management, Mandiri Investasi, Trimegah Asset Management, Manulife Asset Management, CIMB Principal Asset Management, Sucor Asset Management, BNP Paribas Investment Partner, Danareksa Investment Management, Minna Padi Aset Management, First State Investments, dan Pinnacle Investment.