Perlu 3 Tahun bagi Fintech Indonesia Susul Tiongkok

rawpixel/123rf
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
23/11/2018, 10.42 WIB

Asosiasi Financial Technology Indonesia atau Aftech menyatakan bahwa adopsi fintech di Nusantara ada di kisaran 9%. Namun, angka itu diperkirakan akan melonjak signifikan dalam waktu dekat.

Salah satu faktor pendukungnya adalah operasional Palapa Ring pada 2019. "Kalau Palapa Ring sudah jalan, seluruh Indonesia akan terkoneksi internet. Saya kira, Indonesia bisa seperti Tiongkok ataupun India pada 2-3 tahun mendatang," kata Ketua Harian Aftech Kuseryansyah di kantornya, kemarin (22/11) sore.

Berdasarkan data Ernst & Young (EY), rerata penduduk dunia mengadopsi fintech 33% pada Juli 2017. Adopsi fintech tertinggi di dunia adalah Tiongkok, sebesar 69%, diikuti oleh India 52% dan Inggris 42%.

Sementara itu, negara terdekat Indonesia dengan tingkat adopsi fintech cukup tinggi di antaranya Hongkong 32%; Korea Selatan 32%; Singapura 23%; dan, Jepang 14%.

Fintech yang dimaksud mulai dari pembayaran seperti Go-Pay, OVO, TCash; pinjam meminjam (lending) seperti Uang Teman, Modalku, Investree; market agregator seperti Bareksa; Insurtech seperti PasarPolis; crowdfunding seperti Kolasi dan Vestifarm, dan lain sebagainya.

(Baca juga:  Penetrasi Fintech ke Pembiayaan: Ancaman atau Peluang)

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati