OVO menggaet lebih dari satu juta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lewat standardisasi kode Quick Response (QRIS). Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia menunjukkan, 70% mitra UMKM OVO mencatatkan kenaikan transaksi rerata 30% per hari.
Sebanyak 68% mitra UMKM startup teknologi finansial (fintech) pembayaran itu juga mencatatkan kenaikan pendapatan 27% per bulan. “Ada juga yang meningkat 100%,” kata Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah dalam konferensi pers virtual pada Kamis (12/8).
Data itu tertuang dalam riset bertajuk ‘Dampak Sosial dan Ekonomi OVO terhadap UMKM’. Ini berdasarkan survei terhadap 2.001 UMKM pada delapan provinsi dan 12 kota.
Sebanyak 1.000 responden disurvei langsung, sementara sisanya secara online.
Riset itu juga menunjukkan bahwa jumlah mitra UMKM OVO yang transaksinya rendah berkurang. Rinciannya dapat dilihat pada Infografik di bawah ini:
Transaksi usaha nano dan mikro juga meningkat setelah bergabung dengan OVO. Sebanyak 61% dari mereka mengalami peningkatan transaksi harian dan pendapatan bulanan lebih dari 10%.
Menurut Piter, ada beberapa faktor pendorong transaksi mitra UMKM OVO. Pertama, karena dukungan ekosistem.
"Sebanyak 90% UMKM mengaku terbantu lewat jaringan OVO. Kemudian, 82% terbantu karena bisa memanfaatkan ekosistem," kata Piter.
Pelaku usaha juga bisa mengurangi hambatan usaha dengan menggunakan layanan fintech pembayaran. Sebanyak 71% UMKM melakukan pencatatan transaksi penjualan lebih teratur.
Kemudian 68% memiliki akses lebih luas terhadap layanan keuangan setelah bergabung dengan OVO. Lalu, 51% UMKM menjadi memahami penggunaan teknologi untuk mempertahankan usaha.
Faktor kedua, yakni dorongan pemasaran. "Banyak UMKM mengaku pemasaran menjadi lebih mudah karena ada promo dan banner," kata Piter.
Riset CORE Indonesia itu menunjukkan, 84% UMKM merasa terbantu dengan adanya OVO. Kemudian, 75% menyampaikan bahwa promo dari OVO efektif mendukung peningkatan transaksi harian.
Lalu, 77% UMKM mengungkapkan bahwa banner sangat efektif mendongkrak peningkatan transaksi harian. "Promosi yang gencar dari fintech termasuk OVO atau biasa disebut 'bakar uang' itu bukan hal mubazir. Ini meningkatkan penjualan UMKM," kata Piter.
President Director OVO Karaniya Dharmasaputra menambahkan, 'bakar uang' dalam ekonomi digital sebenarnya merupakan virtual cycle. "Ada siklus yang menguntungkan antara platform, UMKM sebagai merchant, dan konsumen," katanya.
Saat ini, OVO memiliki lebih dari satu juta merchant. Selain itu, tersedia di lebih dari 426 kota dan kabupaten.
Fintech bernuansa ungu itu didukung oleh Grab dan Tokopedia. Namun Tokopedia bergabung dengan Gojek, yang juga memiliki GoPay.