Startup perdagangan aset kripto Luno bekerja sama dengan Multipolar membuat usaha bersama (joint venture). Kolaborasi ini bertujuan memperkuat ekosistem jual beli aset digital seperti bitcoin, dogecoin, dan ethereum.
Selain itu, untuk memperluas akses terhadap mata uang digital. “Kami percaya bahwa pengalaman panjang Multipolar di segmen ritel dan pasar Indonesia akan menjadi aset besar dalam kolaborasi ini,” kata Country Manager Luno Indonesia Jay Jayawijayaningtiyas dalam keterangan pers, Jumat (17/12).
Multipolar merupakan perusahaan investasi milik Grup Lippo. Korporasi ini berfokus investasi pada sektor teknologi, retail, finansial, dan modal ventura (venture capital).
Keduanya akan berfokus untuk mendapatkan perizinan lebih lanjut dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Sedangkan Luno etelah mendapatkan izin terdaftar sebagai platform Perdagangan Fisik Aset Kripto sejak 31 Maret 2020.
“Melihat pertumbuhan pasar aset kripto di Indonesia yang luar biasa pada 2021 dan dukungan Bappebti, mendorong kami untuk terus berkomitmen meningkatkan bisnis dan memberikan layanan terbaik di Luno,” ujar Jay.
Luno dan Grup Lippo bekerja sama sejak 2015. Modal ventura di bawah konglomerat ini yaitu Venturra Capital memimpin putaran pendanaan seri A Luno Indonesia.
Startup asal Singapura itu pun memasuki pasar Indonesia secara resmi pada 2016. “Bersama Luno, kami akan semakin menggencarkan literasi finansial terkait aset kripto dan menghapuskan stigma bahwa aset kripto bukanlah bisnis yang riil,” kata CEO Multipolar Adrian Suherman.
Ia menilai, industri kripto memiliki potensi yang sangat besar hingga bertahun-tahun ke depan. “Kami ingin masyarakat Indonesia, termasuk yang masih awam, bisa melakukan investasi serta jual-beli aset digital dengan mudah, aman, dan percaya diri,” ujar dia.
Luno dan Multipolar akan berfokus menjalankan program edukasi terkait kripto dan aset digital. Ini sejalan dengan survei terbaru oleh Luno dan YouGov, yang menyatakan bahwa alasan utama (62%) masyarakat Indonesia belum berinvestasi di kripto adalah kurangnya pemahaman atau informasi yang komprehensif.
Namun 30% masyarakat Indonesia mengaku sudah familiar dengan kripto. Porsinya jauh melebihi popularitas aset investasi yang lain, seperti obligasi negara (20%) dan pinjaman peer-to-peer (18%).
Oleh karena itu, Luno dan Multipolar memperkirakan potensi pasar kripto di Indonesia terus bertumbuh. Berdasarkan data Bappebti, jumlah pengguna kripto mencapai 7,4 juta per Juli atau meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Volume perdagangan kripto pun melonjak tajam hingga enam kali lipat, dari Rp 60 triliun tahun lalu menjadi Rp 370 triliun per Mei 2021.
Luno sendiri mencatatkan total volume transaksi tumbuh empat kali lipat di Indonesia. Secara global, startup ini memiliki lebih dari sembilan juta pelanggan dan masuk enam teratas platform perdagangan kripto terbaik di dunia versi CryptoCompare.