Startup asuransi (insurtech) Fuse dan Qoala masif membidik pengguna di daerah. Pendapatan premi bruto atau Gross Written Premium (GWP) hingga triliunan rupiah.

Fuse mencatatkan pendapatan premi bruto lebih dari US$ 105 juta atau sekitar Rp 1,5 triliun tahun lalu. Startup asuransi ini mengandalkan ekosistem, seperti berkolaborasi dengan e-commerce hingga perbankan.

Selain itu, terdorong model bisnis business to agent (B2A) atau broker. "Model bisnis ini berkontribusi besar dalam pertumbuhan bisnis kami," kata Pendiri sekaligus CEO Fuse Andy Yeung dalam siaran pers, Kamis (27/1). 

Ia mengatakan, pendapatan premi bruto Fuse berkontribusi lebih dari 2% terhadap pangsa pasar asuransi umum di Tanah Air.

Saat ini, Fuse juga sudah memiliki 27 kantor cabang di seluruh Indonesia.

Fuse juga menawarkan keuntungan dan kemudahan dalam bertransaksi asuransi. "Ini karena semakin banyak tenaga pemasar atau partner yang bergabung dalam ekosistem Fuse," katanya.

Perusahaan rintisan asuransi itu bekerja sama dengan Tokopedia. Selain itu, menjalankan kemitraan strategis dengan lembaga keuangan tradisional termasuk Maybank Finance, Wuling Finance, Simas Hana Finance dan Clipan Finance, dengan menawarkan produk asuransi konvensional.

"Kombinasi dari kanal digital dan konvensional membantu mengembangkan bisnis kami hingga berkali-kali lipat pada 2021," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan