Survei: Investor Minati Kripto untuk Dana Pensiun hingga Beli Rumah

Bloomberg
Aneka mata uang kripto.
Editor: Yuliawati
10/3/2022, 13.18 WIB

Aplikasi kripto Zipmex dan firma riset pasar Jakpat membuat survei yang menunjukkan bahwa mata uang kripto (cryptocurrency) mendapat peminat di pasar Indonesia. Sebagian berinvestasi untuk mendapatkan dana pensiun hingga beli rumah.

Survei tersebut melibatkan seribu responden berusia 25-40 tahun yang berasal dari 33 provinsi di Indonesia. Hasilnya, 62,83% atau hampir dua pertiga responden tertarik untuk berinvestasi di aset kripto dalam tiga bulan ke depan.

“Jutaan orang Indonesia telah berinvestasi di aset kripto dan kami berharap untuk melihat lebih banyak orang Indonesia di masa depan yang berinvestasi di aset kripto,” kata Head of Growth Zipmex Indonesia Siska Lestari dalam siaran pers, kemarin (9/3).

Sebanyak 87,85% responden yang berpartisipasi di survei merupakan investor. Sebagian di antaranya yakni 31,8% memiliki satu instrumen investasi, sedangkan 45,85% memiliki banyak instrumen investasi.

Survei juga menunjukkan bahwa aset kripto masuk dalam jajaran lima aset andalan untuk berinvestasi di Indonesia. Sebanyak 11,69% responden mengatakan mengandalkan kripto, 25,51% mengandalkan emas, 14,75% reksa dana, 13,57% deposito berjangka, dan 11,64% properti.

Riset juga menunjukkan bahwa lebih dari 300 responden mengatakan bahwa mereka berinvestasi di kripto dengan alasan mendapatkan penghasilan tambahan. Kemudian, ada sekitar 80 responden bertujuan mendapatkan dana pensiun dari kripto, dan 100 responden lebih berharap dapat membeli properti serta kendaraan dari kripto.

Riset menyebutkan bahwa persentase pemilik aset kripto didominasi oleh laki-laki, yakni mencapai 29,78%. Sedangkan, pemilik aset kripto perempuan mencapai 16,60%. Persentase responden laki-laki yang tertarik untuk investasi di aset kripto dalam tiga bulan ke depan juga lebih tinggi yakni 71,20%, dibandingkan responden perempuan 54,63%.

Berdasarkan Survei Katadata Insight Center (KIC) menunjukkan, faktor utama perempuan dalam memilih jenis investasi adalah karena memiliki risiko yang minim. Berikut grafiknya: 

Lebih lanjut, survei Zypmex menunjukkan berdasarkan kelompok umur, persentase kepemilikan aset kripto yang berada dalam kelompok usia 31-35 mencapai 25,74%, diikuti oleh 25-30, yakni 23,38%, dan 36-40 mencapai 17,47%.

Meski begitu, 66,27% dari kelompok usia 36-40 dilaporkan memiliki minat untuk berinvestasi di aset kripto selama tiga bulan ke depan. Lalu, 67% dari kelompok usia 31-35 dan 59,53% dari kelompok usia 25-30 melaporkan selera yang sama untuk investasi aset kripto.

Di sisi lain, masih banyak orang yang belum tertarik berinvestasi ke aset kripto. Riset menunjukkan bahwa alasan mereka tidak tertarik karena masih memiliki tagihan dan utang sebanyak 60,35%.

Kemudian, mereka lebih suka memiliki akses ke uang tunai sebanyak 20,26%. Mereka juga menganggap bahwa masih kurangnya informasi terkait kripto sebanyak 45,31%, tidak mengetahui mulai dari mana berinvestasi 17,46%, dan menganggap kripto terlalu berisiko 15,53%.

Sedangkan, data dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menunjukkan bahwa jumlah pelanggan aset kripto Indonesia di perdagangan mencapai 7,5 juta orang akhir tahun lalu. Angkanya melonjak hampir dua kali lipat atau 87,5 % dibandingkan catatan 2020, yakni empat juta orang.

Tak hanya jumlah pelanggan, nilai transaksi kripto bahkan meningkat 636,15 %menjadi Rp 478,5 triliun hingga Juli 2021. Nilai tersebut naik signifikan dibandingkan 2020 yakni Rp 65 triliun.

Asosiasi Blockchain Indonesia juga mencatat bahwa pengguna aset digital terus melonjak meskipun posisi Indonesia dari sisi jumlah penggunanya masih ada di posisi 30 secara global. Posisi Indonesia juga masih di bawah Malaysia dan Vietnam.

"Namun, pada 2021, pemilik kripto di Indonesia meningkat sebanyak 85 % dibandingkan pada 2020," kata Asosiasi Blockchain Indonesia dalam siaran pers, pada Januari (13/1).

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan