Aplikasi investasi kripto, PINTU memperkirakan jumlah investor cryptocurrency mencapai 50 juta dalam lima tahun depan. Saat ini, jumlahnya 12,4 juta.
“Kami optimistis pengguna aset kripto di Indonesia dapat mencapai 50 juta dalam lima tahun ke depan," kata Founder sekaligus CEO PINTU Jeth Soetoyo dikutip dari Antara, Kamis (7/4).
PINTU memiliki dua juta pengguna di Tanah Air. "Dua tahun yang penuh tantangan bagi kami untuk memberikan edukasi ke masyarakat mengenai investasi aset kripto beserta teknologi blockchain,” ujar dia.
“Pada tahun-tahun berikutnya, bahkan lima sampai 10 tahun mendatang kami memiliki visi untuk menjadikan aplikasi PINTU sebagai platform andalan untuk berinvestasi dan mengembangkan aset kripto,” tambah dia.
Sedangkan perusahaan teknologi finansial (fintech) investasi Pluang memperkirakan, jumlah orang Indonesia yang berinvestasi emas, saham hingga kripto mencapai 100 juta. Ini karena terdorong oleh layanan investasi digital.
COO Pluang Riadi Esadiputra mengatakan, sekitar lima sampai 10 tahun lalu, masyarakat kesulitan berinvestasi pada sejumlah kelas aset. "Prosesnya lumayan panjang," katanya dalam Indonesia Data and Economic Conference 2022 (IDE Katadata), Rabu (6/4).
Kini, kehadiran beragam platform digital memudahkan proses masyarakat dalam berinvestasi. Investor di tiap kelas aset pun meningkat. Porsi investor juga didominasi generasi milenial.
Aplikasi Pluang pun menggaet lebih dari empat juta pengguna terdaftar di Indonesia. Pluang berhasil mencetak pertumbuhan pengguna yang aktif bertransaksi sebanyak 22 kali lipat antara Januari 2020 hingga November 2021.
Jumlah investor pasar modal meningkat 93% pada 2021. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total ada 7,49 juta investor per akhir tahun lalu.
Riadi mengatakan, saat ini ada sekitar 5% dari total populasi Indonesia yang berinvestasi di emas.
Selain itu, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat, jumlah investor kripto mencapai 12,4 juta per Februari. Jumlahnya melampaui pasar modal 8,1 juta.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bappebti Indrasari Wisnu Wardhana mengatakan, transaksi aset kripto Rp 83,8 triliun. “Jumlah pelanggan 12,4 juta orang atau bertambah 532.102 dibandingkan 2021," katanya saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR yang disiarkan virtual, dikutip dari Antara, akhir pekan lalu (24/3).
Sedangkan sepanjang tahun lalu, transaksi kripto seperti bitcoin dan ethereum mencapai Rp 859,4 triliun. Jumlah investornya 11,2 juta per 2021.
Nilai transaksi kripto sepanjang 2021 melonjak 1.222,8% dibandingkan 2020 sebesar Rp 64,9 triliun. Menurut Wisnu, peningkatan transaksi mencapai puncaknya pada April dan Mei 2021.
Namun kelembagaan perdagangan aset kripto yang terdiri dari bursa, lembaga kliring berjangka, pengelola tempat penyimpanan atau kustodian, pedagang fisik, dan bank penyimpan sebagai lembaga penyimpan dana pelanggan, belum ada secara keseluruhan.
"Saat ini, entitas yang sudah ada yakni calon pedagang aset kripto. Ada 18 calon yang terdaftar di Bappebti," ujar Wisnu.
Akan tetapi, terdapat satu perusahaan yang dibekukan Bappebti karena tidak memenuhi kewajiban. Namun ia tidak memerinci namanya.