Startup teknologi finansial (fintech) pembayaran yang didukung oleh Emtek, DOKU menunjuk Chris Yeo sebagai CEO baru. Chris Yeo merupakan mantan petinggi Grab.
DOKU merupakan platform pembayaran online yang berdiri pada 2007, dengan nama PT Nusa Satu Inti Artha.
Sedangkan Chris Yeo pernah menjabat sebagai managing director dan head of GrabPay dan GrabRewards di Grab Financial Group. Dia juga sempat bekerja di PayPal.
Chris ditunjuk sebagai CEO DOKU menggantikan Thong Sennelius. Namun Thing akan tetap menjadi anggota direksi startup ini.
Lulusan Executive Leadership Program di Harvard Business School itu mengatakan, potensi pertumbuhan DOKU sangatlah besar. Chris berencana menawarkan layanan pembayaran andal, serta memudahkan usaha kecil dan menengah (UKM) lewat DOKU.
“UKM adalah tulang punggung perekonomian Indonesia dan negara berkembang lainnya,” kata Chris dalam keterangan pers, Kamis (28/7).
Ia berharap dapat bekerja sama dengan lebih banyak bisnis dan mitra strategis, memperluas penawaran produk, dan memperkuat DOKU.
Co-Founder sekaligus Chief Operating Officer DOKU Nabilah Alsagoff menjelaskan, Chris memiliki keahlian yang tepat untuk membawa perusahaan ke tahap pertumbuhan selanjutnya.
“Dengan pengalaman regional dan internasional, Chris dapat mempercepat langkah kehadiran DOKU di seluruh Asia Tenggara,” kata Nabilah.
Berdiri sejak 14 tahun lalu, DOKU menjadi platform pembayaran dengan berbagai macam produk layanan online dan offline. “Sudah saatnya DOKU bergerak maju dan melayani merchant di negara tetangga,” ujarnya.
Co-Founder sekaligus Chief Marketing Officer DOKU Himelda Renuat menilai, kehadiran Chris dapat memperluas layanan ke luar Indonesia dan menggenjot pertumbuhan jumlah transaksi.
Penunjukkan Chris diharapkan membawa DOKU memperluas jejaknya di seluruh Asia Tenggara. Apalagi, fintech ini sebelumnya mengakuisisi SenangPay di Malaysia.
Startup yang didukung oleh Emtek itu membeli SenangPay US$ 7,5 juta atau sekitar Rp 112,4 miliar pekan lalu (14/7).
Akuisisi dilakukan setelah DOKU mendapatkan dana US$ 32 juta dari Apis Growth Fund II pada Mei 2021. Apis Growth Fund II merupakan dana ekuitas swasta yang dikelola oleh Apis Partners LLP, manajer aset berbasis di Inggris.
“Kami percaya peluang untuk masuk ke Malaysia semakin menarik, mengingat latar belakang sosial budaya yang sama dari kedua negara,” kata Chief Operating Officer Doku Nabilah Alsagoff dikutip dari FintechNews Malaysia.