Di akhir pekan, performa market kripto masih cenderung lesu. Selama sepekan, pergerakan sejumlah aset kripto berkapitalisasi besar, masih betah berada di zona merah.
Dari pantuan CoinMarketCap, Sabtu (22/10) pukul 02.37 WIB, selama sepekan mayoritas aset kripto berkapitalisasi besar masih menunjukkan penurunan.
Bitcoin misalnya, yang merupakan aset kripto nomor satu dunia, tercatat berada di level US$ 19.173,74 melemah 0,28% dibandingkan level pekan lalu. Kemudian, Ethereum, yang merupakan aset kripto nomor dua, diperdagangkan di level US$ 1.298,09, melemah 0,35%.
Sementara, Tether dan USD Coin, yang berada di posisi ketiga dan keempat, masing-masing diperdagangkan di level US$ 1. Dua aset kripto ini, masing-masing melemah tipis 0,01%.
Trader Tokocrypto Afid Sugiono mengatakan, sepekan terakhir market kripto memang tampak belum mampu reli panjang. Market masih berada di fase konsolidasi lantaran investor belum bersikap all out.
"Investor masih wait and see, sehingga menimbulkan keraguan. Ekspektasi atas kenaikan suku bunga acuan The Fed yang kencang terus membayangi. Terlebih rapat The Fed akan berlangsung dua pekan lagi, ini yang membuat investor berpikir ulang sebelum beraksi di pasar kripto," kata Afid, dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (22/10).
Menurutnya, banyak investor cemas potensi kenaikan suku bunga acuan The Fed sebesar 75 basis poin (bps) di bulan depan.
Pasalnya, inflasi tahunan Amerika Serikat (AS) September 2022 masih berada di level 8,2%, jauh dari target inflasi yang ditetapkan oleh bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), yakni 2%. Bahkan, ada kabar bahwa The Fed membuka peluang untuk mengerek suku bunga acuan hingga menuju lebih dari 4% di akhir tahun.
Dari analisis teknikal, Bitcoin melanjutkan laju penurunan setelah candle harian ditutup merah, dengan penurunan sebesar 1,05%. Penutupan candle tersebut, sekaligus menjadi konfirmasi terhadap breakdown 20-day exponential moving average (EMA).
Pergerakan harga Bitcoin sedang retest di level support, yakni US$ 18.920. Jika terus breakdown, penurunan diperkirakan akan berlanjut hingga menyentuh titik support di level US$ 18.510.
Altcoin yang sedang mengalami penurunan yang signifikan dan masuk fase bearish adalah Axie Infinity (AXS) yang nilainya anjlok 8,84%. Nilai AXS tenggelam setelah jumlah pemain game Axie Infinity menyusut signifikan dalam sebulan belakangan.
Selain itu, investor AXS menduga bahwa sebanyak 21,5 juta token AXS yang saat ini memasuki vesting period, akan segera dibuang pemiliknya setelah periode tersebut berakhir, yakni pada Senin (24/10) mendatang.
Vesting period adalah sebuah jangka waktu tertentu di mana pemilik token wajib menyimpan tokennya sebelum bisa menjual atau mentransaksikannya. Alasan di balik proses ini adalah agar melindungi investor awal dari fluktuasi harga yang besar dan menghindari skema “pump and dump”.